Sudah lama rasanya puasa jadi sipil jurnalis Kompasiana, padahal niatnya sebulan posting minimal 1 artikel ternyata sudah 3 bulan blong, jadi malu neh ditagih sama Mbak BiKen sekalian ngetes masih banyak fans yang komen nga ya? #MbakUniModeOn xixixi.... ^_______^ Mari teman temin kita nyimak bersama #ehem gaya sitik wkwkwk... reportase acara Penanaman Mangrove alias Bakau, Pembagian Sembako Murah dan Pengobatan gratis dengan Tema Menyentuh Bumi dengan Hati di Kelurahan Trimulyo, Kecamatan Genuk, Semarang.
Berhubung jam 8 pagi baru berangkat dari Sekolah SMP Kebon Dalem, jadi nga sempat ikut acara penanaman Bakau menurut info dari Pak Jaya (salah satu relawan dari Paroki Santo Yusuf Gedangan) sudah mulai dari jam 7.30 pagi. Jadi langsung saja meluncur ke Kelurahan Trimulyo, Genuk, Semarang. Seperti gambar di atas dan di bawah anak-anak dari SD Kebon Dalem menampilkan acara modern dance. Mereka dengan senyum manis menari untuk menghibur warga setempat. Ternyata sempat terjadi listrik anjlok, jadi baru nari setengah putus deh.... tapi nga pake lama panitia sudah siap sedia menarik sambungan kabel baru, jadi acara hiburan tetap dapat dilanjutkan dengan lancar.
Sembako murah bisa diambil di Posko Bencana dengan menukarkan kupon yang sudah dibagikan sebelum tanggal 23 April 2017, jadi warga yang tidak dan kurang mampu yang menjadi sasaran utama dalam acara ini. Seperti gambar di bawah tampak seorang relawan membagikan sembako murah kepada warga, yang di bawah lantainya masih ada batu paving dan kayu untuk injakan karena sebagian jalan masih kena air rob yang belum surut.
Di dalam balai desa berubah menjadi puskemas dadakan karena ada pengobatan gratis. Banyak sukarelawan dokter dan petugas yang membantu memeriksa warga, ada yang membantu cek tensi, ada yang bagian pemberian obat sesuai resep dokter dan lain-lain. Ada juga sukarelawan dari SMK Kesehatan yang datang membantu yang datang sekitar pukul sembilan sambil menenteng kotak alat kesehatannya masing-masing.
Nah...sekarang giliran anak SMP Kebon Delem yang unjuk gigi menampilkan acara Liong dan Barongsai. Dengan seragam warna kuning siswa SMP Kebon Dalem unjuk kebolehannya setelah sudah berbulan-bulan rutin berlatih di Sekolah. Terlihat gambar di bawah Liong yang melenggak lenggok dari kepala naga sampai buntut naga. Jeng...dung jeng....dung jeng..... menambah semangat para murid memainkan Liongnya.
Setelah pertunjukan Liong selesai dilanjutkan dengan Barongsai. Ada dua warna Barongsai yang dimainkan, yaitu kuning dan hitam. Yang menarik adalah sewaktu masing-masing Barongsai mengincar angpao (amplop merah) yang biasa sengaja di tempatkan agak tinggi sehingga siswa bagian belakang harus mengangkat siswa bagian depan untuk menggapai dan mengambil angpao yang diumpankan para penonton. Menurut sejarah Tionghua bahwa acara Barongsai ini diadakan di daratan Tiongkok sana dulu adalah untuk menolak roh jahat, makanya suara musik yang mengiringi juga harus keras dan semangat. Tidak sia-sia pertunjukan Barongsai sebagai puncak acara banyak sekali menarik warga sekitar untuk menonton dan merasa terhibur.
Sekian reportase kali ini, bagi para sahabat yang merayakan sekalian Penulis mengucapkan Selamat memperingati Hari Raya Isra Miraj. Juga tak lupa Selamat Hari Kartini 21 April 2017 bagi Kartini-Kartini Kompasianer pada khususnya dan Warga Endonesah pada umumnya #telatyoband hehehe.... ^________________*
Salam Kompasiana ^______________________^
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H