Melati gugur mati tersayat.
Rasa indah lenyap, pekat!!
Melumpuhkan sistem keharmonisan.
Amplitudo hukum yang ada.
Tinggal sebuah serpihan sampah-sampah aktivis tak berdaya.
Kisah merana hati pujangga.
Yang tak mampu meraih keadilan.
Terseok, terbenam, terlindas.
Oleh ego tak terbekas.
Rasa indah yang tersisa, hanya luka dengan kutipan derita.
Menangis bagai orok kehilangan bundanya.
Menjerit seperti iblis terjepit siksa Kuasa.
Mencoba lupa akan darah merah.
Hingga menjadi…
Kepingan batu terjal tak berguna....
Wahai hukum Negeriku..
Menguning, menua..
Dengan adat, adab, biadab!!
Serupa penguasa jagad,
Searah pendusta bangsat.
Lolongan buas serigala tua.
Bergumam dalam nyanyian imajiner,
Tunggu!! Tunggu saja disitu!!
Terpacu jantungku berharap pada-Mu.
Tunjukkan amarah-Mu, Tuhan....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H