Saat tulisan ini dibuat, jumlah suara yang masuk sesuai hasil real count KPU untuk pilpres 2019 sudah mencapai 88,41%. Jumlah total suara adalah 135.451.284. Pasangan Joko Widodo -- Ma'ruf Amin meraih sebanyak 75.629.090 suara (55,83%), sedangkan pasangan Prabowo Subianto -- Sandiaga Uno meraih sebanyak 59.822.194 suara (44,17%). Selisih perolehan suara sekitar 15.806.000. Jika asumsi jumlah suara sebesar 152 juta, maka hanya tersisa sekitar 16,5 juta suara. Keajaiban akan berpihak ke pasangan Prabowo-Sandi jika seluruh sisa suara yang belum dihitung (sekitar 16,5 juta) memilih mereka. Ibarat pertandingan tinju, mereka akan menang angka tipis (split decision). Tetapi, mustahil rasanya 16,5 juta suara tersisa lari ke Prabowo-Sandi semua.
Dengan perhitungan real count yang sudah mendekati final, hasilnya bisa dipastikan tidak akan jauh dari perhitungan quick count. Perolehan suara pasangan Joko Widodo -- Ma'ruf Amin akan berada di kisaran 56% dan pasangan Prabowo Subianto -- Sandiaga Uno di kisaran 44%. Artinya untuk lima tahun yang akan datang, 44% rakyat Indonesia masih akan membenci Jokowi.
Saya katakan membenci Jokowi karena dari yang 44% itu sebetulnya tidak banyak yang mendukung Prabowo secara murni. Seandainya ada tiga capres, misal saja : Jokowi, Prabowo dan UAS, saya yakin perolehan suara Prabowo masih kalah dengan perolehan suara UAS. Bagi mereka yang penting asal bukan Jokowi. Berhubung calon lawan Jokowi hanya Prabowo, maka mereka mendukung Prabowo. Seandainya lawan tanding Jokowi adalah Amin Rais mereka akan dukung Amin Rais. Seandainya lawanya adalah Rizal Ramli mereka dukung Rizal Ramli. Bahkan seandainya lawanya adalah Mi'ing Bagito, mereka akan dukung Mi'ing. Yang penting bukan Jokowi.
Jika kita merunut ke belakang, gerakan #2019gantipresiden sudah bergaung jauh sebelum penetapan calon presiden. Jelas sekali mereka ingin sekali berganti presiden (bahkan tagar tersebut sampai dibawa ke tanah suci), meskipun ketika ditanya siapa calon penggantinya, mereka tidak bisa menjawab karena memang belum ada kandidatnya. Pokoknya ganti presiden, siapa pun dia penggantinya. Saya tidak paham apa yang membuat mereka benci sekali kepada Jokowi sehingga ingin sekali segera menggantinya. Dan saya juga tidak ingin tahu mengapa mereka begitu benci. Entah karena Jokowi-nya atau karena PDIP-nya. Terserah mereka. Itu urusan mereka.
Dari hasil perhitungan suara pilpres yang akan berakhir beberapa hari lagi, saya yakin mereka masih akan melanjutkan dan memelihara kebencian mereka kepada Jokowi, setidak-tidaknya untuk lima tahun yang akan datang. Bedanya, kali ini mereka tidak perlu lagi koar-koar #2024gantipresiden, karena tahun 2024 Jokowi tidak bisa maju lagi. Horee ... !!!
#2019-2024lanjutkankebencian
#2019-2024peliharakebencian
#2019-2024sakithatikronis
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H