Petir, keindahan yang mematikan (Gambar dari republika.co.id)
Penangkal petir, bagi masyarakat umum adalah sepotong besi dan kabel yang dipasang di atap rumah atau gedung (yang katanya) untuk menangkal petir. Bagaimana cara kerja perangkat yang disebut penangkal petir ini? Untuk menjawabnya kita harus tahu lebih dulu bagaimana proses terjadinya petir.
Ilustrasi proses terjadinya petir (Gambar dari sistemlistrikaliranatas. blogspot.com)
Petir terjadi karena ada perbedaan potensial antara awan dan bumi atau dengan awan lainnya. Terjadinya muatan pada awan karena awan bergerak terus menerus secara teratur, dan selama pergerakannya awan akan berinteraksi dengan awan lainnya sehingga muatan negatif akan berkumpul pada salah satu sisi (atas atau bawah), sedangkan muatan positif berkumpul pada sisi sebaliknya.
Jika perbedaan potensial antara awan dan bumi cukup besar, maka akan terjadi pelepasan/pembuangan muatan negatif (elektron) dari awan ke bumi atau sebaliknya untuk mencapai kesetimbangan. Pelepasan muatan negatif inilah yang menghasilkan petir. Pada proses pelepasan/pembuangan muatan negatif ini, media yang dilalui adalah udara. Pada saat elektron mampu menembus ambang batas isolasi udara inilah akan terjadi ledakan suara. Petir lebih sering terjadi pada musim hujan, karena pada keadaan tersebut udara mengandung kadar air yang lebih tinggi sehingga daya isolasinya turun dan arus listrik lebih mudah mengalir.
Penangkal Petir Konvensional
Penangkal petir konvensional adalah penangkal petir yang paling umum dikenal masyarakat karena banyak terpasang di rumah/gedung bertingkat.
Perangkat ini terdiri dari 3 bagian :
1. Batang Penangkal Petir atau Splitzen
Batang penangkal petir atau splitzen atau bahasa awamnya ‘tombak’ adalah batang yang sengaja ‘dikorbankan’ untuk menerima sambaran petir. Karena disiapkan untuk menerima sambaran petir, maka batang ini harus terbuat dari bahan yang kuat, anti karat dan bersifat sebagai konduktor (penghantar listrik) yang baik, seperti: tembaga atau stainless steel.
Ujung batang ini sengaja dibuat runcing karena muatan listrik mudah berkumpul dan lepas pada ujung logam yang runcing, sehingga akan memperlancar proses tarik menarik muatan listrik yang ada di awan.