Lihat ke Halaman Asli

Ku Obati Hatimu, Kau Lukai Hatiku

Diperbarui: 24 Agustus 2024   12:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Created By AI

Ombak memecah di dermaga, suaranya berdebur seperti degup jantung Andi yang tak karuan. Matanya terpaku pada sosok wanita yang berdiri sendirian di ujung dermaga, rambutnya berkibar ditiup angin laut. Ada sesuatu dalam postur tubuhnya yang membuat Andi tak bisa mengalihkan pandangan - kerapuhan jiwa yang begitu nyata, seolah dia bisa hancur kapan saja.

Tanpa sadar, Andi melangkah mendekat. "Permisi, Mbak. Maaf, saya lihat Mbak dari tadi... Apa Mbak baik-baik saja?"

Wanita itu menoleh, matanya sembab dan merah. Untuk sesaat, Andi merasa dunianya berhenti berputar.

"Saya... saya baru saja bercerai," ujar wanita itu lirih.

Hati Andi terhenyak. Entah mengapa, dia merasa terpanggil untuk menghibur wanita ini. "Namaku Andi," dia memperkenalkan diri. "Mau cerita?"

Begitulah awal pertemuan Andi dengan Rani. Malam itu mereka berbincang hingga larut, Rani mencurahkan seluruh isi hatinya, dan Andi mendengarkan dengan sabar. Ada sesuatu yang special dalam diri Rani yang membuat Andi ingin melindunginya, membuatnya tersenyum lagi.

Hari-hari berlalu, dan tanpa sadar Andi mulai menantikan setiap pertemuan mereka di dermaga. Dia menikmati tawa Rani yang perlahan kembali, suka memandangi matanya yang berbinar saat bercerita tentang harinya. Andi merasa istimewa karena bisa menjadi sandaran Rani di saat-saat terberatnya.

"Kamu tahu, Ndi?" ujar Rani suatu malam. "Berkat kamu, aku mulai percaya lagi sama cinta."

Jantung Andi berdegup kencang. Pikirannya bertanya-tanya Apa Rani juga memiliki perasaan cinta yang sama? Sayangnya, Dia ingin mengungkapkan perasaannya, tapi tak kesampaian. Andi hanya takut merusak apa yang sudah terbangun beberapa waktu belakangan.

Namun, takdir punya rencana lain. Rani mulai jarang muncul di dermaga. Saat Andi menghubunginya, selalu ada alasan untuk tidak bertemu. Firasat buruk mulai menghantuinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline