Lihat ke Halaman Asli

Istana Pasir

Diperbarui: 23 Agustus 2024   15:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Created By AI

Suara debur ombak memecah keheningan pagi. Matahari baru saja mengintip dari ufuk timur, menyinari sepasang jejak kaki di pasir pantai. Rani berjalan perlahan, membiarkan air laut membelai kakinya. Dia berhenti sejenak, memandang cincin pernikahan yang masih melingkar di jarinya.

Setahun yang lalu, di pantai ini juga, Rani dan Reza mengucapkan janji suci mereka. Saat itu, mereka berdua penuh harapan dan cinta. Siapa sangka, setahun kemudian, mereka akan berada di titik ini - di ambang perceraian.

Rani menghela napas panjang. Air matanya jatuh, bercampur dengan air laut yang asin.

"Ran?" sebuah suara mengejutkannya.

Rani berbalik. Reza berdiri tak jauh darinya, masih mengenakan setelan kerja. Wajahnya terlihat lelah.

"Ngapain kamu di sini?" tanya Rani dingin.

Reza melangkah mendekat. "Aku... aku nyariin kamu. Kamu nggak pulang semalam."

Rani tersenyum getir. "Baru sadar ya kalau aku nggak ada?"

Reza terdiam. Rasa bersalah terpancar di wajahnya.

"Ran, aku minta maaf," ujarnya lirih. "Aku tahu aku salah. Aku terlalu sibuk dengan kerjaan..."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline