Lihat ke Halaman Asli

Maheido

Blogger Animasi

Naiknya Islamofobia Pasca Terbitnya Hari Anti Islamofobia

Diperbarui: 25 April 2022   16:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Belum lama ini, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) baru saja menetapkan Hari Anti-islamofobia pada 15 Maret 2022 yang lalu.

Berita tentang ini pun disambut baik dan telah menyebar luas dengan cepat, khususnya di media-media nasional Indonesia.

Banyak orang menganggap itu bisa jadi langkah awal yang baik untuk memulihkan nama baik umat Muslim di kancah internasional.

Khususnya di negara-negara non-muslim seperti Eropa, Inggris Raya, Australia, dan Amerika Serikat.

Hingga kini Islam masih saja dilekatkan dengan istilah Radikalisme, Terorisme, Ekstremis, dan istilah diskriminatif lainnya.

Terutama sejak terjadinya serangan 11 September 2001 yang menimpa Amerika Serikat yang diklaim dilakukan oleh Al-Qaeda.

Keadaan ini membuat pergerakan umat muslim di negara-negara non-muslim menjadi serba sulit selama bertahun-tahun.

Gerakan anti Islam dan kebencian terhadap Muslim pun berkembang dan mengakar kuat di daratan Eropa dan Amerika Serikat.

Orang-orang yang namanya berbau islam, bahkan wanita berhijab sudah sering kita dengar dituduh teroris, radikal, dan sebagainya.

Awalnya langkah yang dilakukan PBB itu dipandang sebagai pertanda positif namun keadaan hari ini rupanya berkata lain.

Belum lama ini di bulan Ramadan terjadi kerusuhan besar yang belum pernah terjadi sebelumnya di negara Swedia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline