Lihat ke Halaman Asli

Cara Sederhana Petani Kampung Menyimpan Bibit Tanaman

Diperbarui: 22 Mei 2022   13:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bibit jagung (DokPri)

Para petani hanya tahu bagaimana menyimpan bibit tanaman. Mereka tidak tahu kalau kegiatannya itu tergolong ke dalam upaya melestarikan keanekaragaman hayati.

Cara mereka menyimpan bibit tanaman pun sangat sederhana. Bahkan mungkin unik. Akan tetapi hasilnya dapat mempertahankan keaslian tanaman ecara turun temurun.

Ketika dunia sedang memperingati Hari Keanekaragaman Hayati. Saya teringat bagaimana orang-orang kampung saya menyimpan bibit. Kebetulan waktu pulkam kemarin, saya mendapatinya.

Petani Tadah Hujan

Gunungkidul termasuk daerah dengan curah hujan rendah. Sekali pun begitu sebagian  masyarakatnya tetap menggantungkan hidupnya pada usaha pertanian.

Pada umumnya masyarakat menanam padi, jagung, palawija (kacang kedelai) dan singkong. Itupun tanaman padi dan jagung hanya sekali tanam.

Maka petani harus pintar-pintar menyimpan bibit tanaman. Untuk ditanam setahun kemudian. Apabila penyimpanannya asal-asalan. Tumbuhnya bibit tidak akan maksimal.

Memanfaatkan asap dapur (DokPri)

Metode Pengasapan

Untuk menyimpan bibit. Petani akan memilih padi ulir dan jagung bonggol yang baik. Sudah tua dan bulir besar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline