Entah kenapa aku merasakan. Hari demi hari wajahmu semakin membosankan. Padahal kau tahu dulu aku selalu begitu merindukan.
Kata orang wajahmu tetap ayu. Tatap matamu yang sendu. Tetap mampu menawarkan hasrat menggebu. Meninabobokkan dalam dekapmu.
Tapi tidak untukku. Wajahmu laksana hantu. Menyeringai pucat dan beku. Mengalirkan ngeri menusuk sembilu. Aku semakin ragu.
Wajah asingmu. Telah lenyap dari benakku. Kuteguk bersama kopi pahit seduhanmu.
Jkt, 021021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H