Lihat ke Halaman Asli

Mbah Suro

Diperbarui: 10 Agustus 2021   16:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bakar dupa (alif.id)

Orang sekampung panik. Sudah tengah hari. Sesepuh yang biasa memimpin ritual belum datang. 

Tidak biasanya terjadi seperti ini. Orang-orang semakin gelisah. Beberapa orang bahkan sudah cemas. Terjadi sesuatu pada mbah Suro.

Mbah Suro adalah sesepuh kampung. Orang yang dituakan. Umurnya memang sudah tua. Lebih dari 80 tahun. Tertua usianya di kampung itu.

Dia yang diyakini oleh penduduk kampung. Sebagai orang yang dapat menjaga keselamatan warga. Dari segala marabahaya dan kesulitan.

Seluruh warga percaya penuh dengan ucapan mbah Suro. Termasuk mengadakan ritual sesajen dan jamasan benda pusaka. Setiap tanggal 1 Suro.

Mbah Suro sendiri akan mengawali ritial dengan membersihkan diri. Dengan cara mandi di sungai yang ada di pinggiran kampung. Kungkum. Dimulai pas tengah malam. Sendirian.

Esoknya semua warga akan kumpul di tanah lapang. Dekat pohon asem besar. Batang pohonnya sudah menghitam. Di sampingnya terdapat telaga yang tidak pernah mengering airnya.

Biasanya ritual satu Suro dimulai dengan membakar kementan dan menaruh sesaji di bawah pohon asem. 

Setelah itu dilakukan jamasan wesi aji. Memandikan benda-benda pusaka yang dimiliki oleh warga. Menggunakan air kembang.

Uniknya hampir seluruh warga mempunyai benda pusaka. Lebih unik lagi pusaka-pusaka tersebut diperoleh dari mbah Suro. Dengan memegang pusaka pemberian mbak Suro. Mereka merasa aman.

Matahari semakin meninggi. Mbah Suri belum juga muncul. Orang-orang semakin gelisah. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline