Eits. Jangan salah. Ini bukan artikel kontruksi bangunan. Tapi tulisan tentang kuliner.
Memang belum populer. Bahkan barangkali tidak lazim. Orang selama ini hanya mengenal nangka muda atau buah nangka.
Nangka muda biasa untuk gudheg atau sayur di rumah-rumah makan Padang. Selebihnya ya nangka matang. Misal buat es campur atau cendol Bandung.
Kalau orang lain atau di tempat lain. Bila makan buah nangka. Bijinya pasti langsung dibuang.
Tapi tidak untuk saya dan di daerah saya Gunungkidul. Biji nangka adalah sumber makanan yang kaya nutrisi.
Karena kaya gizi maka dikonsumsi. Memang di kampung saya. Bisa dibilang apa saja dimakan. Teman-teman saya bilang kami nggragas.
Kalau Kompasianer pernah dengar belalang goreng. Gunungkidul asalnya. Pepes ulat pohon jati atau pohon besi. Semua berasal dari kampung kami.
Beton adalah sebutan untuk biji nangka. Saya belum tahu apa namanya di daerah lain. Saya juga belum dengar wilayah lain yang mengkonsumsi biji nangka.
Tadi siang istri saya beli nangka matang. Karena habis makan daging qurban. Makanya beli buah nangka.
Setelah kulit buahnya dikupas. Istri memisahkan bijinya. Taruh di panci karena istri sudah tahu. Saya pasti akan memanfaatkannya.