Diary,
Kamu jangan ketawa ya. Kalau sudah kapan titi mangsanya. Diam saja.
Ini kisah kencan pertama. Ketika jamannya masih marak sahabat pena. Tuh kan ketawa.
Tahun delapan puluhan jangan bayangin seperti tahun dua ribuan. Saat itu masih jaya-jayanya kantor pos. Komunikasi jarak jauh yang lazim ya melalui surat-menyurat.
Koran dan majalah oplahnya juga masih puluhan rib eksemplar. Nah untuk mengakomodasi kaum muda biasanya seminggu sekali ada rubrik sahabat pena.
Dari sanalah kisah kencan pertama ini bermula.
Diary,
Singkat cerita setelah intens beberapa kali saling berkorespondensi. Kami sepakat untuk kopi darat. Kencan pertama.
Pada waktu dan tempat yang sudah disepakati. Kami ketemu. Oh ya sebelumnya kami sepakat pula pakaian yang harus dikenakan sebagai kode. Jangan sampai salah orang.
Saya sedikit bersiasat. Datang lebih awal. Biar bisa mengamati kedatangannya. Sekaligus jaga-jaga. Siapa tahu tidak sesuai ekspektasi.
Dia pun datang sesuai dengan kesepakatan. Tes awal lulus. Semua sesuai kesepakatan. Kami pun langsung duduk bersama. Ngobrol.