Melihat simbok (begitu saya memanggil ibu) tersenyum membuat hati adem. Begitu damai.
Senyum yang tulus dan mengalirkan berjuta kasih sayang. Senyum yang menyejukkan hati. Begitu ikhlas tanpa mengharapkan sesuatu imbalan apapun.
Membuat simbok tersenyum menjadikan hati ini bahagia. Tentu tidak sebanding dengan banyaknya kebahagiaan yang sudah beliau berikan untuk kami.
Sebetulnya yang bisa membuat simbok tersenyum sangat sederhana. Melihat anak cucunya sehat dan mendengar kehidupan rumah tangga anak-menantunya tenteram sudah membuat beliau tersenyum.
Sesungguhnya sekedar berkabar lewat percakapan telepon pun sudah membuat simbok tersenyum lega. Hanya terkadang dengan alasan sedang sibuk oleh banyaknya pekerjaan membuat seorang ibu tak lagi menyungging senyum.
Rutinitas pekerjaan sang anak kadang menciptakan tabir. Menghalangi senyum seorang ibu senantiasa tersungging di bibirnya. Wajar kalau kemudian sang anak senantiasa diliputi kegersangan hatinya.
Rasanya langit runtuh ketika simbok kehilangan senyumnya karena sakit. Kegelisahan menyelimuti relung hati. Pikiran mengembara ke mana-mana mencari upaya agar simbok kembali tersenyum.
Sudah sepatutnya, bukan sekedar pas momen hati ibu, setiap anak selalu berusaha membuat seorang ibu senantiasa tersenyum bahagia.
Pelukan Hangat Ibu