Lihat ke Halaman Asli

Selingkuh dengan Bu Bos

Diperbarui: 17 September 2020   19:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

stemit.com

Aku nggak nyangka kalo pandemi covid-19 justru memberiku berkah. Suatu anugerah yang pasti diimpikan oleh setiap laki-laki, setidaknya lelaki di kantor kami. Bayangkan gegara corona aku bisa berselingkuh dengan bu Bos.

Setiap laki-laki yang mengenalnya pasti mengimpikan dapat menarik perhatiannya, sekedar diajak makan siang misalnya. Jadi tidklah berlebihan kalo aku bangga menjadi selingkuhan bu Bos. Aku yang hanya seorang office boy bisa mengalahkan para manager atau bahkan para direktur dan rekan bisnis yang dengan segala cara mencuri perhatian bu Bos.

Sudah sepantasnya kalo bu Bos menjadi idaman kaum lelaki. Tubuhnya tinggi semampai, kakinya jenjang dengan rambut sebahu yang selalu terurai. Parasnya cantik bak dewi dari kahyangan, seperti namanya Dewi, setiap orang yang melihatnya akan terpesona. Tatapan matanya tak ada laki-laki yang sanggup melihatnya, sangat menggoda. 

Penampilannya selalu modis dan luwes. Pakaian yang dikenakannya selalu membuatnya bertambah anggun. Yang paling membuat orang akan selalu memperhatikannya adalah wangi parfumnya. Dari jarak puluhan meter orang sudah bisa mencium kehadirannya karena wangi parfumnya yang khas seakan membuat pikiran terbang melayang. 

Aku sendiri sekalipun hanya seorang OB tapi dari bodi dan wajah tidak kalah ganteng dari Baim Wong atau Raffi Ahmad. Bukan nyombong, tubuhku begitu atletis. Idaman para kaum wanita banget. Beberapa kali aku nguping obrolan beberapa karyawati ketika aku mengantarkan minuman ke meja mereka, coba bukan OB sudah aku gaet jadi pacar begitu omongan mereka.

Begitulah, sinyal-sinyal ajakan bu Bos aku rasakan setelah diberlakukan aturan shiffing di kantor akibat penerapan PSBB. Jumlah karyawan yang boleh masuk kantor hanya separuhnya, sementara aku karena sebagai office boy harus masuk kerja setiap hari. Demikian pula bu Bos setiap hari ngantor karena setiap saat ada saja yang harus disetujui dan ditandatangani.

Aku pulalah yang bisa memasuki seluruh ruangan di kantor ini, tidak terkecuali ruangan bu Bos. Setiap saat bahkan aku bisa puluhan kali masuk ruangan bu Bos. Pagi-pagi aku sudah harus membereskan meja kerjanya kemudian menyajikan minuman. Kalo ada dokumen yang perlu digandakan aku pula yang mengerjakannya. Pas waktu makan siang aku sering disuruh membeli makanan kesukaannya, bebek goreng.

Pernah aku memergoki bu Bos mencuri pandang ketika aku menutup gordyn ruangannya ketika jam kantor sudah mau tutup. Tentu saja waktu itu aku tidak berani bertanya kepada bu Bos kenapa memandangi aku begitu rupa. Ketika aku akan keluar dari ruangannya aku memberanikan diri melihat sekilas wajahnya. Dia tersenyum manis sekali.

Sebulan yang lalu pertanyaan di kepalaku terjawab ketika hendak aku hendak pulang. Aku adalah orang terakhir yang meninggalkan kantor setiap hari karena harus mengunci semua pintu ruangan, termasuk ruangan bu Bos.

"Panjul, jangan pulang dulu. Temenin aku !", pinta bu Bos.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline