Lihat ke Halaman Asli

Sanggupkah Kita Meniru Profesionalitas seperti Coman?

Diperbarui: 24 Agustus 2020   09:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

transfermarkt.com

Bayern Muenchen akhirnya mengangkat trofi untuk keenam kalinya setelah menjuarai final Liga Champions 2020. Prestasi ini menyamai rekor Liverpool yang tahun lalu menjadi jawara Liga Champions 2019.

Gol tunggal (59') Kingsley Coman atas Paris Saint Germain (PSG) sudah cukup mengantarkan Muenchen memenangi laga final Liga Champions yang seru. Ambisi PSG untuk menorehkan nama klub sebagai salah satu pemegang piala Liga Chmapions membuat permainan menjadi sangat impresif dan enak ditonton.

Tentang keseruan puncak helatan Liga Champions antara Muenchen dan PSG dini hari tadi sudah banyak diulas. Saya tertarik untuk menyoroti tentang Kingsley Coman yang mencetak satu-satunya gol dan mempersembahkan piala Liga Champions untuk masyarakat penggemar sepakbola Jerman.

Kenapa dengan Coman ??

Fenomena Coman ini sangat menarik untuk diiukti. Pertama, Coman adalah pemain yang berkewarganegaraan Perancis. Bagi yang profesionalismenya sudah mendarah daging tentu tidak ada masalah kalau harus mengalahkan klub dari negara asalnya dalam sebuah pertandingan sepakbola. Masyarakat kita kadang masih "tidak bisa terima" seandaiya ada kasus yang demikian.

Kedua, Coman adalah pemain jebolan akademi sepakbola PSG. Di sinilah Coman menunjukkan profesionalitasnya sebagai pemain bola. Dia sudah mengalahkan klub asal negaranya plus memupus harapan sekolah tempatnya menimba ilmu persepakbolaan sehingga dirinya menjadi pemain inti Muenchen.

Hanya beberapa kali bermain untuk PSG Coman kemudian dijual ke klub kaya Juventus Italia pada tahun 2014. Oleh Juventus kemudian dipinjamkan ke Muenchen sampai akhirnya kemudian dipermanenkan sebagai pemain Muenchen pada tahun 2017. 

Sejak di Muenchen permainan Coman semakin berkembang dan puncaknya adalah gol tunggalnya menjadikan Bayern Muenchen sebagai juara Liga Champions 2020.

Sebuah pelajaran hidup yang menyentuh bagaimana menjaga profesionalisme.

#refleksidiri2

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline