Kota Kreatif merupakan sebuah konsep yang menekankan pada kekuatan kreativitas dan inovasi sebagai dasar pembangunan dan peningkatan kualitas hidup bagi masyarakat di sebuah kota. Kota kreatif mempromosikan lingkungan yang memfasilitasi dan mendorong kreativitas dan inovasi pada masyarakatnya. Ini melibatkan berbagai aspek, termasuk infrastruktur, ekonomi kreatif, kemudahan bisnis, kultur/budaya, pendidikan, dan kemampuan kolaboratif sebuah kota dengan berbagai pihak.
Saat ini di Indonesia sudah terdapat empat kota kreatif yang diakui oleh UNESCO. Kota di Indonesia yang pertama kali di akui oleh UNESCO ialah kota Pekalongan dengan julukannya, "Kota Batik". Pekalongan telah menjadi anggota kota kreatif Unesco sejak 2014 silam. Bahkan, bupati Pekalongan saat itu, tidak menyadari bahwa kotanya telah di beri predikat kota kreatif oleh UNESCO.
Kedua, yakni Bandung yang diakui UNESCO sejak 2015. Bandung diakui sebagai kota desain. Bandung menjadi kota desain dengan hasil inovasi dan kolaborasi pemerintah dengan komunitas. Dalam hal ini Bandung Creative Hub. Mereka terbukti dapat membantu para UKM yang ada di kota bandung untuk dapat membangun kota secara bersama. Di sisi lain, Bandung sebagai kota wisata juga menjadi penguat dalam diakuinya Bandung sebaagai kota kreatif.
Ketiga, yakni Ambon yang diakui sebagai salah satu kota musik didunia sejak 2019. Dimana, seluruh jalanan di Ambon dipenuhi dengan musik. Tidak ada orang Ambon yang tidak bernyanyi. Banyak juga orang Ambon yang kian menjadi jajaran artis dan penyanyi papan atas nasional hingga mancanegara.
Dan terakhir yakni Jakarta. Jakarta dinobatkan sebagai kota kreatif pada bidang literatur pada 2021. Hal ini didasari oleh sejarah mengenai literasi yang kuat di Batavia. Pada masanya, orang harus ke Batavia untuk dapat membaca. Pada tahun 2020, tercatat 60% penerbit Indonesia berbasis di Jakarta.
Bagaimana dengan Surabaya?
Surabaya sebagai kota kreatif diperkenalkan oleh pemerintah kota Surabaya dalam event terbesar tahun 2018 silam. Yakni event Startup Nations Summit (Salman & Khairina, 2018). Event tersebut berlangsung sejak 14-18 November 2018. Event tersebut merupakan salah satu wadah dalam berkreasi bagi para pelaku industri kreatif.
Melalui hal tersebtu, pemerintah kota Surabaya telah menunjukkan desireful terhadap arah Surabaya untuk menjadi kota kreatif. Surabaya telah menjadi kota urban sejak jaman Hindia Belanda. Kota yang menjadi fokus dalam bidang kemajuan di jaman tersebut. Banyak pedagang-pedangan sukses yang berasal dari Surabyaa.
Selain itu, kota Surabaya telah di juluki sebagai Kota Pahlawan. Branding ini dapat digunakan dalam keperluan kota kreatif. Menurut penulis, pemerintah perlu mencari celah dengan emanfaatkan jaringan sosial pentahelix. Dimana kerjasama tersebut terletak pada titik kolaborasi pemerintah, komunitas, bisnis, media dan akademisi.
Hal ini dilakukan dalam banyak unsur yang menjadi potensi bagi kota Surabaya. pengusungan Surabaya sebagai kota kreatif dapat masuk bukan melalui budaya yang telah ada. Namun pemerintah perlu membuat inovasi budaya baru yang langsung menyentuk masyarakat. Sebelumnya pernah di gaungkan Sparkling Surabaya dan tarian Sparkling Surabya melalui pentas konpetisi seni dari berbagai kalangan seniman. Nyatanya, hal tersebut masih belum di rasa maksimal.
Seoul misalnya, yang mengangkat para seniman arsitektur dan mengajak mereka untuk ikut turut serta membangun kota dengan karya-karyanya. Seoul kini menjadi kota kreatif desain. Atau Jakarta, dengan 60% penerbit di Indonesia yang berletak dan beroperasi di Jakarta dengan sejarah yang ia miliki.