Akhir tahun 2019 ditutup dengan pesta di berbagai wilayah Indonesia, meskipun diguyur hujan warga antusias merayakan malam pergantian tahun.
Identik dengan tahun sebelumnya awal tahun 2020 masih ditandai dengan tingginya curah hujan di seluruh wilayah Indonesia, tidak terkecuali brebes.
Curah hujan merupakan indicator jumlah air yang turun dari langit ke permukaan tanah. Menurut BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika) di tahun 2020 curah hujan akan semakin meningkat menjadi lebih tinggi mulai Januari sampai Maret.
Meningkatnya curah hujan di awal tahun 2020 dapat menjadi indikator meningkatnya intensitas terkena penyakit. Menurut para pakar kesehatan, ada beperapa penyakit yang muncul ketika musim hujan, yaitu Diare, Demam Berdarah, Leptospirosis, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), Penyakit kulit, Penyakit saluran cerna lainnya.
Di samping itu juga tingginya curah hujan juga dapat menyebabkan bajir di Brebes dan wilayah lain di Jawa tengah tidak luput dari masalah banjir yang menjadi agenda rutin setiap musim penghujan.
Hal ini merupakan sinyal pertanda terhadap penanggulangan banjir di brebes, sehingga dibutuhkan peran serta masyarakat dan aparat pemerintah dalam menyelesaikan banjir
Diperlukan strategi cermat untuk menghadapi berbagai masalah akibat curah hujan yang tinggi. Tidak hanya mempersiapkan diri secara dini untuk menghadapi musim penghujan, tetapi juga strategi jangka panjang dan berkelanjutan agar masalah yang sama tidak terulang setiap tahunnya.
Strategi yang cermat misalnya:
5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin)
Dalam kehidupan sehari hari sudah saatnya membiasakan budaya 5R. Ringkas dalam memisahkan segala sesuatu yang diperlukan dan mengeliminasi yang tidak diperlukan di lingkungan sekitar. Rapi menyimpan barang sesuai dengan tempatnya.
Resik atau menjaga kebersihan terhadap barang-barang dan lingkungan sekitar agar tercipta lingkungan sehat. Merawat barang-barang sekitar lingkungan agar tetap terjaga ketahananya. Rajin dalam melakukan kegiatan positif bagi lingkungan sekitar.