Upaya pemberantasan penyakit Tuberculosis (TB) dilakukan oleh pemerintah melalui Kementerian Kesehatan dan organisasi organisasi tertentu yang peduli kepada penderita dan penanganganan penyakit TB. Salah satu peran tersebut dilakukan oleh kader TB 'Aisyiyah Kabupaten Brebes yang berada di bawah Community TB-HIV Care 'Aisyiyah Kabupaten Brebes.
Sebagai organisasi komponen persyarikatan Muhammadiyah yang ikut berkiprah dalam kegiatan sosial dan kemasyarakatan tersebut juga diikuti oleh Para pria dan wanita di Kabupaten Brebes sebagai kader TB 'Aisyiyah.
Salah satu kader tersebut diantaranya Rudiyanto (37), seorang Guru di SMP Muhamadiyah Ketanggungan Kabupaten Brebes yang sudah menjadi kader TB 'Aisyiyah sejak bulan Maret tahun 2016. Sebagai seorang kader ia juga bertugas bersama kader lain di Kecamatan Ketanggungan yang masing-masing berjumlah 5 0rang, di antaranya Ade Irawan (35), Samhudi (52), Hj.Limaftukhah (52), Sri wati (40) yang aktif di Kecamatan Ketanggungan.
Begitu pula dimasing-masing kecamatan se kabupaten Brebes sudah di bentuk masing-masing 5 orang kader TB, Beberapa kader memiliki tugas yang berbeda meski tetap memiliki tujuan yang sama dalam hal pencegahan, penanggulangan, penanganan penyakit TB di Brebes.
Ia mengaku ikut menjadi kader sejak tahun 2016 dimulai dengan proses perekrutan, pelatihan tata cara pendampingan pasien TB, suspek TB serta cara kerja kader. Tugas lain di antaranya mencari suspek TB, menghantar suspek TB untuk melakukan pemeriksaan dan apabila dinyatakan positif oleh petugas medis maka wajib melakukan pengawasan pengobatan selama enam bulan. Selain itu memberi semangat kepada para pasien TB yang positif dengan berbagai kendala dan permasalahan yang dihadapi di lapangan.
"Saya memposisikan diri saya seperti seorang petugas kesehatan meski saya tak memiliki latar belakang pendidikan kesehatan dan hanya berbekal keikhlasan sebagai wanita 'Aisyiyah yang memperjuangkan kesehatan di masyarakat,"ungkap Rudiyanto
Mengemban tugas perjuangan sebagai kader TB 'Aisyiyah, ia mengaku tugas itu menjadi amanah baginya, meski dalam melaksanakan tugas ia kerap mendapat penolakan dari warga yang terindikasi suspek TB dengan karakteristik orang yang beragam. Ia bahkan menyebut terkadang ada yang diajak berobat namun justru menolak bahkan mengusirnya.
Namun meski mengalami berbagai hambatan ia mengaku senang bisa berkumpul dan bertemu dengan orang-orang baru dan mendapat keluarga baru di 'Aisyiyah. Ia juga mengaku selama menjalankan tugas sebagai kader TB tidak mendapat insentif dari Dinas Kesehatan namun hanya mendapat insentif yang cukup untuk keperluan operasional dari SSR TB Aisyiyah.
Sebagai kader TB 'Aisyiyah ia mengaku diwajibkan menjadi kader yang handal dalam melakukan penyuluhan TB, menemukan orang yang terduga TB, membawa terduga TB ke Puskesmas, memantau pengobatan sesuai saran petugas kesehatan, melakukan pendampingan dan pembinaan pengawas menelan obat (PMO) hingga tahap pencatatan dan pelaporan. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat di wilayah Kecamatan Ketanggungan dan Brebes pada umumnya.
Ia mengaku bertugas sebagai TB-HIV Care Asiyiyah dan sebagai Guru dirinya mengaku bahagia bisa terlibat langsung menjadi kader kesehatan yang bergerak dalam pemberantasan HIV-TB. Khusus di Hari TB Internasional yang diperingati setiap tanggal 24 Maret tersebut ia bahkan selalu mengingatkan masyarakat untuk mengingat salam "TOSS' yaitu "Temukan-Obati-Sampai Sembuh".
Pada peringatan Hari TB day Internastional tahun 2018 tanggal 24 maret 2018 2 bulan yang lalu, ia di nobatkan menjadi kader Kesehatan TBC terbaik tingkat kabupaten Brebes dan menerima Piagam Penghargaan dan Insentif dari Dinas Kesehatan Kabupaten yang langsung diberikan oleh Bupati Brebes Hj. Idza Priyanti.