Lihat ke Halaman Asli

ᶜᵒᶜᵒмеo

Cogito ergo scribe

Steven Gerrard: 'My Story' ; Dari Rafa Benitez, Kartu Merah 38 Detik hingga Man Utd

Diperbarui: 15 September 2015   23:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Steven Gerrard: My Story, ©dailymail/Jeff Rayner/Coleman-Rayner"][/caption]

Sejenak ada baiknya untuk melupakan kegaduhan yang terjadi di Anfield akibat kekalahan 1-3 Liverpool ketika bertandang ke Old Trafford hari Sabtu kemarin. Ada hal lain yang menjadi topik menarik untuk dibahas oleh Liverpudlian maupun The Kopites. Salah satu legenda hidup Liverpool, Steven Gerrard, yang tidak lagi membela Liverpool setelah dilepas di akhir musim 2014-15 season dan kini bermain di Major League Soccer (MLS) untuk LA Galaxy, dia akan merilis otobiografi terbarunya yang berjudul ‘Steven Gerrard: My Story’.

Berbagai hal yang dibahas di antaranya termasuk hubungannya dengan Rafa Benitez, kenangan terakhirnya sewaktu melawan Manchester United, cedera pada penisnya yang bisa membuat kalian mengernyitkan dahi, hingga pengalamannya saat terpeleset sewaktu melawan Chelsea di musim 2013-14.

Nah, kali ini saya akan rangkumkan nukilan dari otobiografi anyar Gerrard tersebut yang diekstrak secara berseri oleh Daily Mail. Bagi anda The Kopites ada baiknya untuk membaca ini sebelum nantinya otobiografi tersebut yang sejatinya akan dirilis per tanggal 24 September 2015.

Mengenai Hubungannya Dengan Rafa Benitez

[caption caption="Gerrard dan Benitez ternyata tidak pernah memiliki kedekatan spesial, ©GettyImages"]

[/caption]

Saya bisa mengangkat telepon dan berbicara dengan semua manajer Liverpool saya sebelumnya. Kecuali untuk Rafa. Ini ironis, karena kami mungkin berbagi malam terhebat untuk kedua karir kita — kemenangan di final Liga Champions 2005 di Istanbul — namun tidak ada hubungan spesial di antara kami.

Suatu ketika, saat akan membela Inggris pada pertandingan melawan Kroasia di Portugal, Gerard memperkenalkan Rafa pada ibunya. Rafa menjabat tangannya, menyapa dan kemudian alih-alih mengatakan halo, Rafa malah menanyakan pertanyaan bodoh pada ibunya: ‘Apakah Steven menyukai uang?’

Terlepas dari standar 'Halo ... baik untuk bertemu Anda' dan bercakap-cakap, itulah kata-kata pertama Rafa dikatakan ibuku. Saya berpikir: "Jenis pertanyaan apa itu?"

Hubungan di antara kami dulu adalah sangat profesional dan kebekuan itu mendorong saya untuk menjadi pemain yang lebih baik lagi. Aku punya rasa lapar untuk mendapatkan pujian dari dia — tetapi juga lapar untuk membiarkan dia tahu agar dia benar-benar membutuhkan saya sebagai pemain. Kami seperti api dan es. Gairah selalu menggelora dalam diriku, sementara Rafa adalah pemikir strategis.

Mengenai Jose Mourinho

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline