Taman Lalu Lintas Bandung, di hati saya tak sekedar sebuah Taman dengan miniatur Lalu Lintas .Bukan hanya tempat pembelajaran aturan, tata krama serta etika berlalu lintas. Secara pribadi, pernah menjadi bagian hidup di masa kecil dan remaja..
Sembilan tahun berturut-turut setiap pagi berangkat dan pulang ke sekolah pasti taman ini terlalui. Pada masa balita, tahun 1960 an, Taman Lalu Lintas jadi tempat rekreasi dalam kota selain Kebon Binatang Bandung. Dan dalam beberapa tahun taman ini seperti rumah ke dua bagi saya, saat belajar vokal dan kegembiraan melukis di sanggar seni lukis anak.
Pernah banyak pameran lukisan anak, lomba-lomba anak, dan keriaan lain terjadi. Mulai dari semarak pentas musik , panggung kesenian, pameran-pameran lukisan. Ada juga bioskop mini dengan layar tancapnya, film kartun sering diputar di sini.
Pernah juga mewakili sekolah ikut naik pentas , menampilkan seni drama musikal Sunda, yang menampilkan lagu:
“Si Tolol kedul pisan, mindeng kamalinaan, ka sakolah melencing, tara nurut pepeling, hei. “
Denyut keramaian ini terutama pada tahun 1970an, saat menejer di tempat, Bapak Rd Gumawang. Yang saat itu bermukim kalau saya tidak salah, di Jalan Srigadis (kawasan Srimahi). Saya sempat kenal baik dengan putrinya, kalau tidak salah juga, Rahmi, saya rada lupa nama putri cantik beliau.
Binar Seni dan Prestasi, dari Taman Lalu Lintas Ade Irma, Bandung
Di tangan Pak Gumawang pula Taman Lalu Lintas yang tadinya sempat seperti terlantar, penuh semak belukar, mulai bersinar. Saat ia memenejeri taman ini , taman-taannya mulai ditata. Kolam-kolam yang membendung selokan dibuat indah. Dengan pancuran, air terjun mungil, eceng gondok, teratai, serta ikan-ikan hias.
Pada masa itu juga fasilitas bombom car diresmikan. Lalu kolam renang di belakang TK Ade Irma yang dibangun juga diresmikan. Bangunan-bangunan berjajar, berfungsi sebagai TK, bioskop mini, sanggar seni, terdapat peralatan musik seperti piano dan alat band lainnya. Lengkap dengan sound system.
Pak Cecep, seorang guru, ikut membidani lahirnya Bina Seni Lukis di Taman Lalu Lintas. Sejenis sanggar lukis untuk anak SD dan SMP. Dengan telaten Pak Cecep membimbing anak-anak. Saya yang duduk di kelas 1 SMP ikut melukis sebelum berlatih vokal dengan pak Isnendro da teman-teman lain. Apalagi sekolah saya berseberangan langsung dengan taman ini.