Lihat ke Halaman Asli

masrierie

TERVERIFIKASI

sekedar berbagi cerita

Tempo Dulu di Bandung (6) Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani , Bina Vokalia Ade Irma hingga Festival Pop Singer

Diperbarui: 13 Mei 2019   09:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rel Kereta Api Mini, tahun 1974, Taman Lalu Lintas Baheula di Bandung Tempo Dulu

Taman Lalu Lintas  Bandung, di hati saya tak sekedar sebuah Taman dengan  miniatur Lalu Lintas  .Bukan hanya tempat pembelajaran aturan, tata krama serta etika berlalu lintas. Secara pribadi, pernah menjadi bagian hidup di masa kecil dan remaja..

Sembilan tahun  berturut-turut  setiap pagi  berangkat dan pulang ke sekolah  pasti taman ini terlalui.  Pada masa balita,  tahun 1960 an, Taman Lalu Lintas jadi  tempat rekreasi dalam kota selain Kebon Binatang Bandung. Dan dalam beberapa tahun taman ini seperti rumah ke dua bagi saya,  saat belajar vokal dan kegembiraan melukis di sanggar seni lukis  anak.

Pernah banyak pameran lukisan anak, lomba-lomba anak,  dan keriaan lain terjadi. Mulai dari  semarak  pentas musik , panggung kesenian, pameran-pameran lukisan. Ada juga bioskop mini dengan layar tancapnya, film kartun sering diputar di sini.

Pernah juga mewakili sekolah ikut naik pentas  , menampilkan seni drama musikal Sunda, yang menampilkan lagu:

“Si Tolol kedul pisan, mindeng kamalinaan, ka sakolah melencing, tara nurut pepeling, hei. “

 Denyut keramaian ini terutama pada tahun 1970an, saat menejer di tempat,  Bapak Rd Gumawang. Yang saat itu bermukim kalau saya tidak salah, di Jalan Srigadis (kawasan Srimahi). Saya sempat kenal baik dengan putrinya,  kalau tidak salah juga, Rahmi,  saya rada lupa nama putri cantik beliau.

Taman lalu Lintas tahun 1970an, Bandung Tempo Dulu, Bandung Jadul, suasana tahun 1974. Tampak rel kereta api mini

 

Binar Seni dan  Prestasi,  dari Taman Lalu Lintas Ade Irma, Bandung

Di tangan Pak Gumawang pula Taman Lalu Lintas yang tadinya sempat seperti terlantar, penuh semak belukar, mulai  bersinar. Saat ia memenejeri taman ini , taman-taannya mulai ditata. Kolam-kolam yang membendung selokan  dibuat indah. Dengan pancuran, air terjun mungil, eceng gondok, teratai, serta ikan-ikan  hias.

Pada masa itu juga  fasilitas  bombom car diresmikan. Lalu kolam renang di belakang TK Ade Irma yang dibangun juga diresmikan. Bangunan-bangunan  berjajar, berfungsi sebagai TK, bioskop mini, sanggar  seni, terdapat peralatan musik seperti piano dan alat band lainnya. Lengkap dengan sound system.   

Pak Cecep, seorang guru, ikut membidani lahirnya Bina Seni Lukis di Taman Lalu Lintas. Sejenis sanggar lukis untuk anak SD dan SMP. Dengan telaten Pak Cecep membimbing anak-anak. Saya  yang duduk di kelas 1 SMP  ikut  melukis  sebelum  berlatih vokal dengan pak Isnendro da teman-teman lain. Apalagi sekolah saya berseberangan langsung dengan taman ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline