Lihat ke Halaman Asli

masrierie

TERVERIFIKASI

sekedar berbagi cerita

Mahadewi

Diperbarui: 30 Juni 2022   12:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pelarian Mahadewi

Mahadewi  menyelinap di antara rimbun dedaunan . Samar sayup gemericik air mengucur dari pancuran bambu, mengalir bening dalam liukan sungai. Rumpun bunga  semarak warna putih membingkai tepian sungai. Bebatuan hitam kemilau  tertimpa sinar rembulan.

Rimbun dedaunan menebar aroma  sejagad malam. Semesta  pegunungan dan kabut berarak  perlahan. Langit hitam kemerahan  sebab purnama tengah berpendar.

Mahadewi merasakan dingin menusuk belulangnya. Kadang tubuhnya sempoyongan dalam gulungan angin dan kabut.

Warna indah dari langit tidak mengurangi gemuruh  angin yang membuat  perasaannya tercekam,  serta jemarinya mengepal. Bibirnya bergetar dan menggigil.

 

Langkahnya menerobos ilalang  di bawah pepohonan besar. Sebuah pondok  dengan lentera  tua  yang menggantung di depannya. Ia butuh  kehangatan dari sebuah pondok , mencari kehangatan di larut malam.

Kadang bulan dan bintang  terhalangi oleh  gumpalan kabut. Kengerian di malam itu  membuatnya  semakin cepat mendekat  ke arah pintu pondok. Berharap seseorang  membukakan pintu.Dengan mata membasah berurai air mata , ia berteriak berharap seseorang membukakan pintu.

Angin mulai tidak ramah. Desis dedaunan yang bergerak kian kencang, menciptakan ketakutan. Saat seseorang berwajah teduh membukakan pintu. Mahadewi  berlari ke arah pintu, mencari seberkas cahaya dan kehangatan.

"Darimana saja kau Dewi....., angin terlalu keras di luar sana..... ,ayo masuk," wanita berwajah teduh itu mengembangkan senyumnya.

"Ibu....., terimakasih sudah membukakan pintu ini......," seketika ruangan dengan lentera tua itu menjadi benderang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline