Sayur-mayur yang dijual di supermarket tertentu kini banyak yang melampirkan label organik. Sayuran organik ini bebas zat-zat antihama berbahaya, juga pemupukannya menggunakan pupuk organik semisal kompos dari sampah basah. Konsumen dapat mengonsumsinya dengan rasa aman, apalagi bagi mereka yang doyan menyajikan jus sayuran bagi anak-anak yang masih kecil.
Saat berkunjung ke tempat itu, tahun 2016 ini, kami diajak oleh Ibu Zuhriati Arie. Ternyata kebun sayurannya milik rekan beliau yang sesama alumni ITB. Bapak Suparwan yang dulunya berkarier di salah satu perusahaan asing, kini mengisi masa pensiunnya dengan berkebun organik.
Menumpang kendaraan rekan saya Ibu Sasi William , kami tiba duluan. Sempat berputar-putar dulu di kawasan Sarijadi, Bandung. Pada akhirnya ketemu juga outlet dan kebun kecil tanaman Halaman Organik (famorganic) tersebut. Karena kebun yang sesungguhnya ada di Parongpong. Di tempat ini juga ada jasa pelatihan, workshop, jasa membuat halaman organik yang juga bernilai estetika indah.
Terletak di Jalan Cilandak 8, Sarijadi, Bandung Utara, lebih menyerupai rumah galeri mini. Di depannya bingkai kehijauan ala urban farming menyambut siapa pun yang hadir. Sekaligus memanjakan mata siapa pun yang lalu lalang. Jadi lapar rasanya menyaksikan vertical garden sayur-mayur segar. Terbayang salad sayur dengan saus mayonnes. Atau gado-gado. Ada bunga-bunga nasthurthum warna kuning cerah yang daunnya bisa disantap sebagai lalapan atau salad. Ada daun mint yang ditanam menjuntai di dinding bersusun batu-batuan beton cetak.
Istri Bapak Suparwan, Ibu Donor yang alumni Biologi ITB menjelaskan kami dengan berbagai informasi tentang tumbuhan asing yang ikut meramaikan kebun taman ini. Selain benih sayur-mayur dan buah, terdapat juga pohon zaitun dan buah tin yang sudah "jadi". Dibanderol dengan harga tidak terlalu mahal untuk tanaman yang spesial itu.
Ada pembibitan “Super Food”. Maksudnya adalah banyak jenis tumbuhan yang memiliki nilai gizi tinggi, berkhasiat sebaik herbal. Semua disemaikan dan dibudidayakan dengan cara bebas zat kimia berbahaya, dan cara alami (natural). Seperti menggunakan pupuk ramah lingkungan kompos.
Banyak tanaman yang tidak ada di pasaran, berkhasiat kesehatan tinggi, dijual di sini. Ada juga yang merupakan bahan herbal. Sayuran segar dalam jumlah besar yang umum-umum seperti selada, sawi, dan lain sebagainya, memang dipasarkan, hanya di supermarket tertentu saja. Untuk benih kangkung dan sayuran, dijual pula dalam pot-pot kertas yang siap semai. Souvenir yang dikemas cantik dalam kertas coklat dipajang manis di atas bufet kaca.
Dikarenakan kami diajak oleh Ibu Zuhriati yang notabene kenal dengan pemiliknya, kami diajak menyeberang jalan. Rupanya itu rumah sang empunya pas di seberang outlet organic farm ini.
Rumah tinggal tersebut juga disegarkan tanaman buah dalam pot, pepohonan, perdu dan sayur serta bunga yang tertata rapi. Sampai naik ke loteng belakang pun dipenuhi tanaman. Tampak halaman belakang yang sejuk. Saya jadi termotivasi dan terinspirasi untuk menirunya. Menghias rumah dengan kehijauan yang bisa disantap juga.
Diterima sebagai tamu. Wah, asyik sekali ketika menikmati sejuknya air berisi irisan lemon organik dan daun mint yang diambil dari kebun. Dan menikmati talas organik goreng.
Obrolan saat itu adalah pengetahuan tentang cara berkebun hidroponik, khasiat aneka tumbuhan herbal, termasuk asal-usul benih tanaman yang ada di sini. Saatnya kita beralih ke hidup sehat dengan sayur dan tanaman bebas pupuk kimia dan residu pestisida.