Di dalam kehidupan, seseorang tidak akan terlepas dari belajar. banyak teori-teori belajar yang dapat diterapkan dalam hal pendidikan. Dan teori-teori ini tentunya sangat diperlukan dalam hal mengembangkan potensi seseorang. Salah satunya adalah teori belajar behavioristik. Penulisan artikel ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana penerapan teori belajar behavioristik tepatnya di lingkungan pendidikan. Dengan hal ini disarankan untuk menerapkan teori belajar behavioristik dalam pembelajaran supaya dapat mengembangkan potensi seseorang itu.
Teori belajar behavioristik ialah suatu proses perubahan tingkah laku seseorang karena adanya stimulus dan respon. Artinya teori ini biasanya terjadi apabila ada suatu objek dan subjeknya. Jadi teori belajar humanistik ini paling mengutamakan tingkah laku seseorang. Aliran behavioristik berpandangan bahwa segala sesuatu kelakuan adalah susunan reflaks yang sama dengan psikologi. Guru yang memegang pandangan ini berpendapat bahwa perilaku siswa adalah reaksi terhadap lingkungan masa lalu dan sekarang dan bahwa semua perilaku adalah hasil belajar. Teori belajar behavioristik ini dipelopori oleh Thorndike, Pavlov, Watson, Wiliam James dan Guthrie.
Ada beberapa ciri-ciri dari behavioristik yaitu:
1. Menetapkan orientasi sebagai peranan reaksi.
2. Mengutamakan orientasi mekanisme supaya terbentuknya hasil belajar.
3. Mementingkan orientasi pengaruh lingkungan.
4. Mementingkan orientasi unsur-unsur atau bagian-bagian.
5. Mementingkan sebab-sebab pada masa lalu.
6. Pada pemecahan masalah, orientasi bercirikan trial and eror (mencoba-coba belajar dari kesalahan).
Setiap teori belajar pasti memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan teori belajar behavioristik antara lain: