Penyakit Hipokinetik
Menurut Nurhasan cit. Risal dan Ferianto (2013) kurangnya gerak menyebabkan terjadinya gangguan proses metabolisme tubuh sehingga terjadi penurunan kesegaran jasmani, kesehatan, keterampilan dan bahkan mempengaruhi kapasitas, kreatifitas, dan kecerdasan yang pada gilirannya akan menimbulkan penyakit HIPOKINETIK, yaitu penyakit yang timbul karena kurang gerak seperti jantung koroner, hipertensi, obesitas, kecemasan dan depresi, lower back pain, persendian dan tulang
Menurut Nurhasan cit. Risal dan Ferianto (2013) sejak bayi, kanak-kanak hingga dewasa, perkembangan gerak sangat mempengaruhi perkembangan secara keseluruhan baik fisik, intelektual, sosial, dan emosional. Sementara itu, kemajuan teknologi membawa dampak perubahan sikap manusia dari banyak gerak kepada sikap diam atau sedikit gerak.Pola atau gaya hidup diwaktu muda memberi kontribusi cukup besar terhadap kualitas kesehatan di usia lanjut. Teknologi dan ilmu pengetahuan yang serba otomatik-elektrik telah banyak memberi warna bagi gaya hidup manusia. Sebagian besar aktivitas manusia sudah tergantikan oleh alat yang serba otomatis sehingga hanya sedikit tenaga manusia yang diperlukan untuk menyelesaikan sebuah perkerjaan. Konsekuensi logis yang muncul akibat dari kemajuan teknologi yang serba otomatik-elektrik adalah sedikitnya tenaga m a n u s i a y a n g d i b u t u h k a n h a l i n i menyebabkan munculnya berbagai penyakit akibat kurang bergerak (hipokinetik) (Junaidi, 2011).
Dengan kemajuan IPTEK saat ini dapat mempengaruhi menurunnya tingkat kesegaran jasmani seseorang, seperti yang dikemukakan Irianto (2000), bahwa pergeseran pola hidup dari banyak pekerjaan yang dilakukan dengan dinamis menjadi jarang dilakukan disinyalir sebagai penyebab menurunnya tingkat kesegaran jasmani seseorang karena kemajuan IPTEK. Kesegaran jasmani yang tinggi diperlukan oleh semua orang, termasuk anak usia sekolah mulai taman kanak- kanak, sekolah lanjutan tingkat atas bahkan Perguruan tinggi, karena dengan memiliki kesegaran jasmani yang tinggi maka seseorang mampu melakukan aktivitas sehari- hari dengan waktu yang lama dibandingkan dengan orang yang memiliki kesegaran jasmani yang lebih rendah.
Majunya dunia teknologi sekarang ini bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi terjadinya gejala hypokinetic, masalah waktu, biaya, teknik sering sekali menjadi alasan seseorang malas untuk melakukan aktivitas fisik ataupun serangkaian olahraga. Selain itu, gaya hidup duduk terus-menerus dalam bekerja (sedentary) juga mendukung terjadinya gejala kurang bergerak (hypokinetic) dan akan berpotensi terhadap munculnya berbagai penyakit dan dari studi WHO menyatakan bahwa bahwa gaya hidup duduk terus-menerus dalam bekerja adalah 1 dari 10 penyebab kematian dan kecacatan di dunia. Lebih dari dua juta kematian setiap tahun disebabkan oleh kurangnya bergerak/aktifitas fisik. Pada kebanyakan negara diseluruh dunia antara 60% hingga 85% orang dewasa tidak cukup beraktifitas fisik untuk memelihara fisik mereka ditambah dengan adanya faktor resiko berupa merokok, pola makan yang tidak sehat (Hasibuan, 2010).
Selain itu, kebanyakan orang sekarang alih-alih menyisihkan waktu buat berolahraga, gerak badan asalan saja pun kebanyakan tak punya awktu. Bahkan, sering-sering (harus atau terpaksa) kurang tidur, wajib bangun dini hari, tak sempat tidur siang, lama-lama fisik terperas dimakan bobot pekerjaan. Melihat status kesehatan rata-rata orang sekarang seperti iut, sosok tubuh berada dalam posisi yang diperlemah terus. Aliran darah yang tidak lancar akibat kurang gerak (Nadesul, 2008).
Di Indonesia, HKD ini diperingati dengan tema "Bergerak Agar Sehat dan Bugar". Dengan tema tersebut WHO kemudian mengingatkan bahwa lebih 60% angka kematian di dunia disebabkan oleh karena penyakit tidak menular (penyakit khronik), yang dalam dunia olahraga disebut penyakit hipokinetik. Selain itu, lebih 43% gangguan kesehatan diakibatkan oleh penyakit yang ada kaitannya dengan penyakit hipokinetik. Penyakit hipokinetik ini merupakan penyakit yang berhubungan dengan gaya hidup (life style) yang sedenter atau kurang berolahraga. Untuk menghindari dan mengendalikan penyakit hipokinetik diperlukan upaya kesehatan olahraga. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya pengobatan penyakit hipokinetik dengan memanfaatkan aktivitas fisik dan atau berolahraga untuk meningkatkan derajat kesehatan (SportClinic, 2011).
Pentingya Olahraga
Kegiatan olahraga merupakan bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Sekarang ini olahraga merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh setiap orang. Hal ini karena banyak manfaat yang diperoleh melalui kegiatan olaharga. Salah satu manfaat dari kegiatan olahraga yaitu diperoleh kebugaran jasmani yang baik. Dengan kebugaran jasmani yang baik akan sangat membantu dalam kegiatan sehari-hari, sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja (Asniarno, 2010).
Kecantikan.
Menurut Souisa (2011) Olahraga bila dilakukan dengan frekuensi, intensitas dan jenis yang tepat memiliki banyak manfaat, salah satunya untuk kecantikan kulit. Penyebabnya adalah sebagai berikut.