Lihat ke Halaman Asli

Jalan Jon Swain

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perang adalah fenomena penting dalam sejarah manusia. Dan, Jon Swain mendedikasikan hidupnya agar dunia melihat perang.

Perang seperti pertandingan sepakbola. Seru bagi yang menyukainya. Bedanya, sepakbola lebih digemari daripada perang. Sebagai peristiwa penting, perang bisa dilihat dan didengar banyak orang di dunia. Karena itulah wartawan perang ada. Ketika Perang Vietnam, Jon Swain adalah Wartawan Perang muda. Hidup adalah untuk menulis berita-berita perang yang baru dilihatnya. Hingga menderita adalah hal biasa. Demi petualangan, meliput berita perang tentunya, dia memilih meninggalkan pacarnya yang seksi, yang berdarah Vietnam-Perancis. Padahal hubungan mereka sedang hangat-hangatnya. Petualangan tetap nomor satu dalam kamus hidup Jon Swain. Bukan pacar atau yang lainnya. Semua konsekuensi tentu dia harus tanggung. Masa mudanya harus dia korbankan. Selain bertaruh nyawa, tubuh seorang wartawan perang pun harus siap untuk luka. Pihak yang berperang belum tentu mengerti aturan perang. Perang memang tidak ada aturan. Dan peluru tidak pernah memilih sasaran. Begitulah perang. Dalam perang, siapa saja bisa jadi musuh. Termasuk kawan lama. Dan Wartawan Perang kadang juga dianggap musuh. Jadi, Jon Swain juga bisa jadi musuh. Jon Swain bersama Sidney Schanberg termasuk orang-orang terakhir yang meninggalkan Kamboja yang akan diduduki sebuah rezim. Jon dan Sidney berusaha mencari cara menyelamatkan Dit Phran, wartawan Kamboja--namun gagal. Begitulah adegan dalam film Killing Field. Kemalangan juga menimpa Jon Swain ditempat lain. Dimana dirinya pernah disiksa sebuah kelompok militer di Afrika Utara. Dit Phran, Kawan Jon Swain. Wartawan Kamboja, yang rela bertahan di Kamboja mengungsikan keluarganya ke Amerika. Dia sendiri akhirnya menjadi tawanan di negerinya sendiri. Menikmati penderitaan dan menyaksikan ribuan mayat tersebar disebuah rawa-rawa. Berhari-hari melewati hutan penuh ranjau dan intaian tentara bajiangan yang siap menyantap dengan AK-47nya. Tidak sia-sia perjalanan Dit Phran, dia akhirnya mencapai perbatasan Thailand da bertemu sahabat, Sidney Schanberg, yang mencari dan menantinya bertahun-tahun setelah gagal menyelamatkannya darinya Kamboja beberapa tahun sebelumnya. Sidney dan Phran erpelukan di perbatasan layaknya seorang kekasih yang lama tak berjumpa. Adegan itu ada dalam film Killing Feild. Dimana ketika mereka berpelukan lagu Imagine mengalun. Sangat tepat sekali lagu anti kepentingan politik penguasa itu dinyanyikan. Walau ada sebuah Band Terkenal membawakan lagu itu dalam acara bertema bencana alam. Tentunya Phran tidak semalang Swain. Ada lagi lima wartawan tragis yang tewas dalam peristiwa Balibo--yang kemudian mencemarkan nama Indonesia. karena pasukan khusus andalan Suharto terlibat dalam kematian para wartawan muda yang rata-rata usianya paling tua 27 tahun. Lima pemuda tadi terabadi dalam film berjudul Balibo. Film yang bikin pusing bekas petinggi militer RI yang pernah terlibat kasus itu. Lima pemuda malang yang tewas itu berasal dari Australia. Mereka berasal dari dua wartawan televisi berbeda yang saling bersaing dalam pemberitaan di Timor-Timur menjelang masuknya tentara Indonesia kesana. Mati ternyata bukan bukan resiko tentara, tapi juga wartawan. Apalagi wartawan perang. Peristiwa di Thailand pun menewaskan wartawan. Jadi, Jon Swain bukan satu-satunya orang muda yang memilih terjun dalam peperangan sebagai wartawan. Bukan sebagai militer. Dengan reseko sama dengan militer, bisa mati tertembak oleh peluru pihak mana saja. Bukan pilihan menyenangka bagi banyak orang. Apalagi bagi orang muda. Tapi jalan penuh darah itulh yang dipilih oleh Jon Swain hingga pacarnya tidak lagi berharap padanya dan jatuh ke pelukan lelaki lain. Mungkin dalam dunia percintaan Jon Swain akan dicap sebagai pecinta yang bodoh. Namun, dunia butuh orang seperti Jon Swain. Muda, bersemangat dan berani mengambil resiko untuk memberi dunia informasi tentang kekejaman perang.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline