Dari sudut padang seorang konsumen, konsep gratis jauh lebih menarik dalam ekonomi yang sedang melambat seperti saat ini. Konsumen akan tentu memilih memenuhi berbagai macam kebutuhannya dengan cara meminimalisir pengeluaran mereka. Misalnya untuk kebutuhan berkomunikasi dengan kolega yang ada diluar negeri atau dalam negeri mereka lebih memanfaatkan layanan Skype atau Whattsapp yang harganya hampir gratis untuk bercakap-cakap dengan mengandalkan jaringan internet.
Saat ini bagi konsumen pengemar musik akan lebih memilih searching di Google atau mengunduh aplikasi android untuk mencari musik-musik favorit dengan menggunakan Winamp, Pandora, Google Music, dan iTunes untuk mendengar lagu tersebut secara free dari pada berkunjung ke toko penjual CD seperti disctara atau gramedia.
Konsumen yang suka menonton video secara online hampir tidak ada yang tidak kenal dengan Youtube. Situs yang menawarkan layanan berbagi video ini membuat konsumen sekarang lebih senang berlama-lama mengakses dan menonton berita atau peristiwa, menonton film, video klip, segala macam tayangan hiburan dan pengetahuan mereka lewat salurab yourtube dari pada menonton televisi atau membaca koran model konvesional lagi.
Dalam bukunya Chris Anderson (2010) yang berjudul Gratis, harga radikal yang mengubah masa depan mengupas fenomena bisnis gratisan itu. Anderson mengutarakan fakta tentang dunia baru (dikenal dengan ekonomi digital) yang mencengangkan di mana kekuatan-kekuatan ekonomi lama mulai tergantikan oleh membanjirnya barang-barang gratis---koran, DVD, kaus oblong, telepon, bahkan penerbangan dengan kekuatan internet yang ada.
Ia menerangkan mengapa kecenderungan bisnis Gratis bisa terjadi beberapa dekade belakangan ini. Mengapa teknologi yang berevolusi dengan sangat cepat, terutama Internet, menyebabkan biaya produksi dan distribusi dalam banyak sektor turun tajam hingga ke tingkat yang begitu rendah, sesuatu yang tak terbayangkan 10 tahun yang lalu. Anderson memperlihatkan bagaimana fleksibilitas yang disediakan dunia Internet memungkinkan produsen (pelaku usaha) untuk menjalankan bisnis dengan lebih kreatif. Dunia Gratis adalah masa depan yang takkan terelakkan.
Pertanyaan bila semua gratis darimana perusahaan akan mendapatkan laba? Model bisnis subsidi silang merupakan jawaban tersebut. Model bisnis ini adalah perusahaan memperoleh keuntungan dari konsumen lain yang bersedia membayar konsumen yang tidak membayar. Misalnya saja bisnis surat kabar atau majalah gratis biaya produksi dan keuntungannya didapatkan dari para pihak pengiklan (pihak ketiga) yang bersedia membayar bagi pembaca dengan harapan iklan mereka dibaca.
Anda pasti mengenal Google. Perusahaan identik dengan sesuatu yang gratis. Ia menyediakan semua produknya untuk di manfaatkan para pengguna (netter) tanpa menarik biaya sepeser pun, namun Google adalah salah satu perusahaan paling menguntungkan di seluruh dunia saat ini. Keuntungan terbesar google dari semua itu adalah iklan. Produk-produk google seperti layanan mesin pencari, email, chating, video online (youtube), peta, masih banyak lagi yang intinya dapat dimanfaatkan oleh netter secara gratis.
Kalau semua gratis tentu akan sangat menguntungkan bagi konsumen. Saya yakin suatu saat kita tidak perlu lagi sibuk membayar iuran langganan koran konvensional (media cetak) yang makin lama makin mahal itu. Tidak perlu lagi membanyar iuran konten TV Kabel yang belum tentu seluruh channel nya dapat kita nikmati. Menelpon kolega di luar negeri tanpa harus mengeluarkan biaya yang banyak.
Naik bus umum seperti busway (BRT) bisa saja gratis bagi warga kota Makassar, bila pengelola busway dalam hal ini pemkot berpikir kreatif dengan mengakomodir sarana bagi para perusahaan yang butuh beriklan dan berjualan didalam bus untuk menyasar target pasar mereka yaitu para penumpang didalam bus. Hal ini akan menjadi pendapatan tambahan untuk menutupi biaya operasional BRT yang konon katanya selalu merugi itu.
Makin menjamur nya layanan bisnis gratisan untuk memenuhi kebutuhan kita seperti yang saya sebutkan diatas tadi tentu tidak selamanya mudah diterapkan. Diperlukan suatu kreatifitas dalam membangun bisnis model gratisan yang menguntungkan. Selamat menghadapi pergantian tahun baru 2016.