Lihat ke Halaman Asli

Cerpen | Talkiban Si Anak Dermayu

Diperbarui: 19 Oktober 2018   01:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Iklan basa reang. Meneer Panqi

Namanya Talkiban, anak dermayu asli, tinggal di Rawamangun. Ia perantau. Kerjaannya nggak pasti. Maklum anak rantau, ngundi nasib ke Jakarta hanya modal nekat dan dengkul. Saya nggak begitu akrab dengannya. Hanya sebatas kenal karena satu tongkrongan.

Saya akrab dengan Pangky, teman se-kampung Talkiban. Pangky ini lebih suka dipanggil "menir". Awalnya saya kira ia anak Menado, bayangin namanya gaul banget, funky abis. Ditambah muka si menir ini agak ngota. Jadi, nggak nyangka ia dari Indramayu. Si Menir pernah bercerita bahwa di kampungnya jarang orang dipanggil sesuai nama aslinya. Kok bisa? Saya balik tanya, penasaran.

Lingkungan adat dermayu begitu lazimnya. Becandanya kelewat, cuma lucunya disitu. Orang yang dibecandain sikapnya biasa-biasa saja. Jawabnya enteng.

"Oh, pantesan lu lebih suka dipanggil menir".

"Apa ada hubungannya dengan meneer belanda".

"Kagak lah".

"Itu olok-olok. Karena babeh profesinya tukang beras remuk. Alias menir".

"Kok lu bangga diolok-olok?"

"Ya nggak gitu, kan sama. Talkiban juga bukan nama aslinya. Itu nama kakeknya. Kan impas".

Saban bareng sama Menir, hampir selalu ngeliat Si Talkiban. Tapi, abis gitu ia selalu pergi. Mungkin ia nggak nyaman kumpul dengan non kampungnya. Kali ini saya sapa dia.

"Woi Talkiban. Mau kemana lo?" tegur saya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline