Lihat ke Halaman Asli

Anak Rantau

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Masih dalam keadaan perut kosong, ku coba memejamkan mata meski sebenarnya aku tidak ngantuk. Kubayangkan betapa susahnya hidupku ini? hutang yang bertebaran dimana-mana tak tahu kapan akan lunas? perut yang kosong entah kapan akan terisi nasi?

Hidup di perantauan ya memang begini, tuntutan pekerjaan yang semakin lama semakin berat untuk ku lalui, aku bahkan bingung jika memikirkan bagaimana aku esok akan tetap menjalani hidup yang seperti ini.

Lelah juga otakku untuk memikirkan bagaimana caranya mendapatkan uang setidaknya untuk makan malam ini? Aku sudah sangat malu bila harus meminjam lagi, hutang yang 3 bulan lalu saja belum aku bayar bagaimana aku akan mendapatkan pinjaman lagi.

Sedikit ada perasaan minder juga kalau aku melihat teman-temanku yang sama-sama hidup di perantauan tapi dapat menikmati hidupnya. Bagaimana aku dapat menikmati hidup jika nikmatnya bernafas saja sudah tergadaikan oleh rasa lapar yang tak kunjung menghilang?

Rasa lapar menyerang perutku karena dari kemarin belum kemasukan nasi, hanya air putih yang ku masukkan dalam lambungku untuk mencoba mengobati rasa lapar ini. Kepalaku terasa sangat berat sekali, selesai mandi aku tak langsung baringan di ranjang.

Sepertinya besok aku tak sanggup untuk pergi kerja. Ku rebahkan kembali tubuhku yang kurus ke kasur, ku ambil ponsel dari kantung celana pendekku. Dengan jemari yang sedikit gemetar ku cari kontak nomor bosku, sudah ku putuskan untuk izin libur besok hari.

Setelah berbincang sebentar dengan bos-ku, meski sedikit alot. Akhirnya bos bisa memaklumi keadaanku. Dalam hidup ini uang memang bukan segalanya, tapi ketika kau tak memiliki uang sepeserpun kau akan merasakan seolah semua hal menjauhimu.

Ini bukan masalah perut yang kosong belum terisi, ini bukan masalah malu kepada orang-orang yang memberikanku pinjaman, ini tentang bagaimana menikmati setiap liku hidup yang sebenarnya tak pernah nikmat?
Mungkin diantara kalian ada yang senasib pula denganku, tapi kalian jangan menyerah. Puasa 3 hari 2 malam tanpa makan pun sudah pernah ku lakukan.

Hidup itu adalah pilihan, dan setiap pilihan pasti ada tantangan yang menyertainya, dan pilihan itu hanya kita yang boleh menentukannya. Jangan pernah membiarkan orang lain mengatur bagaimana cara menikmati hidup, karena sesungguhnya nikmat yang ia rasakan belum tentu nikmat pula bagi kita.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline