Lihat ke Halaman Asli

Mobil Nasional Esemka; Prestasi atau Kebohongan?

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jakarta macet adalah kelaziman. Tidak macet justru tidak lazim. Setiap sudut kota terjejal kendaraan bermotor yang kian hari melimpah. Ketika jalanan macet nyaris tak bergerak, parkiran pusat berbelanjaan tetap penuh. Lalu datanglah "harapan" indah tentang proyek Mobil nasional bernama ESEMKA. Jokowi seolah hadir membawa secercah asa.

Waktulah yang akhirnya membuktikan apakah sebuah peristiwa adalah asa atau fatamorgana. Nyatanya, tabir kebohongan mobil Kiat Esemka mulai tersingkap. Mobil yang diklaim buah inovasi siswa SMK Solo itu ternyata pepesan kosong belaka. Apa lacur, hampir semua komponennya mencomot dari mobil-mobil yang sudah dulu ada. Adalah Sukiyat, pengusaha bengkel di Klaten yang selama ini menjadi salah satu mitra dalam perakitan mobil Esemka. Onderdil dan mesin diambil dari ragam mobil yang sudah established. Meluncurlah Esemka ke pentas imajinasi publik tentang akan datangnya (sekali lagi) harapan "baru" produksi mobil nasional. Padahal jauh sebelumnya sudah banyak yang mencoba namun lumpuh ketika berhadapan dengan kepentingan pabrikan asing (Jepang, Amerika, Eropa) yang tidak akan rela kehilangan pasar.

Tapi media adalah racun. Digemakanlah ke seantero negeri bahwa ini adalah prestasi yang dirintis Walikota Solo Jokowi. Esemka adalah proyek berprestasi pro kepentingan nasional untuk dibawa ke Jakarta. Jokowi berhasil menyulap euforia Mobil Nasional Esemka sebagai kanal citra politik merebut kursi DKI 1.

Tapi tabir kebohongn Esemka tak mampu dibendung. Yang bisa dilakukan hanyalah menutupinya lewat media-media mainstream. Alhasil, jangankan mulai diproduksi, untuk lolos uji emisi saja Esemka gagal total. Kampanye Esemka pun lenyap di tengah gegap gempita baju kotak-kotak.  Lalu bagian mananya Esemka harus dilihat sebagai prestasi selain prestasi mendongkrak citra?

Sampailah pada kesimpulan mendasar. Mobnas Esemka adalah proyek kebohongan demi citra dan nafsu kekuasaan. Tapi tak apalah, kalaupun yang jualan Esemka itu sukses meninggalkan kursi DKI 1 menuju kursi RI 1 setidaknya ada harapan lagi bagi publik bahwa nantinya Mobil rakitan SMK jadi mobil resmi Kepresidenan. Kalaupun bukan produksi, tapi hanya rakitan, setidaknya kita punya nama mobil untuk dikendarai oleh Presiden untuk blusukan di tengah makin macetnya ibukota.

Selamat berprestasi kebohongan!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline