Lihat ke Halaman Asli

denmas noer

penyambung lidah warga

Rapor Polri Dibalik Aksi 4 November

Diperbarui: 17 November 2016   13:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kapolda Metro Jaya. FOTO: polda

JAKARTA - Aksi 4 November tercatat sebagai aksi umat muslim terbesar sepanjang sejarah yang relatif damai meski pun menjelang malam terjadi kericuhan. Aksi ratusan ribu umat Islam berakhir kondusif.

Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Maneger Nasution yang mengamati langsung jalannya Aksi Bela Islam Jilid II menyebut sebagai aksi massa yang bermatabat.

Kinerja Polri dalam menangani aksi demo 4 November menuai banyak pujian. Apresiasi diberikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) usai aksi demo. “Saya mengapresiasi kerja keras aparat keamanan yang melakukan pendekatan persuasif dalam menjaga situasi sehingga tetap kondusif,” kata Jokowi dalam jumpa pers di Istana Merdeka.

Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) turut memberikan apresiasi positif pada Polri yang sudah bekerja sangat baik. “Polri sudah mandiri, profesional dan modern dengan mengedepankan upaya-upaya persuasif, preemtif, preventif. Langkah represif sebagai upaya terakhir,” ujar Kompolnas dalam keterangan tertulisnya, Kamis (17/11).

Bahkan langkah Polri, utamanya Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Mochamad Iriawan yang terjun langsung ke tengah-tengah aksi dinilai sangat efektif.

Dengan tangan dingin, Kapolda Metro Jaya mampu meredam massa dan berdialog dengan ulama serta perwakilan tokoh agama.

“Keputusan Kapolda Metro Jaya M Iriawan cerdas, menemui utusan pendemo seperti Bachtiar Natsir dan Eky Pitung. Saya lihat, Kapolda juga menjadi mediator yang mempertemukan perwakilan tokoh agama atau ulama dengan pihak istana," ujar Imam Besar Masjid Garut, Ustaz Husein Mubarok.

Diterjunkannya Pasukan Asmaul Husna dibawah komando Wakapolres Jakarta Timur, AKBP H Arif Rachman serta disertakannya Polwan Berhijab pun disebut-sebut menjadi strategi yang ampuh dalam meredam aksi lautan umat Islam.

Tak hanya itu. Kerusuhan dan penjarahan di Jalan Gedong Panjang, Penjaringan, Jakarta Utara yang berbarengan dengan aksi 4 November mampu dikendalikan dalam tempo empat jam. “Alhamdulillah situasi kondusif dalam empat jam,” tegas Kasat Reskrim Polres Jakarta Utara, AKBP Yuldi Yusman.

Sat Reskrim Polres Jakarta Utara akhirnya menetapkan 15 orang yang diduga sebagai pelaku kerusuhan dan penjarahan di sebagai tersangka. “Tersangka bertambah satu lagi. Baru-baru ini ditangkap satu orang dan cukup bukti. Jadi jumlah tersangka 15 orang,” sambung pria yang pernah memimpin penangkapan Daeng Aziz ini.  [mas]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline