KENDARI - Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (LLP-KUKM) Kementerian Koperasi dan UKM melakukan temu mitra KUKM Potensial di Kendari Sulawesi Tenggara. Kegiatan tersebut diikuti 80 mitra KUKM dengan kategori produk handycraft, makanan dan minuman, tas serta aksesoris.
“Tugas LLP-KUKM salah satunya menjadi pelayan KUKM dalam memasarkan produk mereka. Temu mitra ini tujuannya untuk memperluas akses pasar produk KUKM, termasuk produk dari daerah seperti Kendari,” jelas Direktur Utama LLP-KUKM, Ahmad Zabadi, Sabtu (4/6).
Menariknya, LLP-KUKM juga akan membantu memasarkan produk KUKM binaanya secara online, diantaranya kerjasama dengan Blibi.com dan melalui Smescotrade serta outlet 7-Eleven (Sevel).
“LLP-KUKM akan terus mendorong UKM untuk masuk pasar online, karena sudah saatnya produk Indonesia dikenal di mancanegara. Lewat teknologi informasi, khususnya internet produk kita juga bisa dikenal di pasar global,” ujarnya.
Karenanya, menyangkut kurasi atau seleksi produk yang dipasarkan melaui online, LLP-KUKM melibatkan Blibi. “Kita undang Blibi karena ada kerjasama E-commerce. KUKM juga perlu masukan dari dewan kurator untuk pengembangan produknya,” lanjut Ahmad Zabadi.
Menurutnya, ada banyak keuntungan yang bisa didapat oleh KUKM. “Jika UKM memasarkan produknya langsung ke situs e commerce akan ada biaya deposit hingga ratusan ribu. Kalau melalui LLP-KUKM tak dipungut biaya atau gratis. Bahkan UKM juga tak akan dipotong komisi,” urainya lagi.
Sementara itu, untuk kurasi produk dari Kendari yang akan masuk ke Galeri Indonesia Wow (GIW) atau pasar Jakarta, LLP-KUKM sengaja mendatangkan Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM, Samuel Wattimena di temu mitra tersebut, supaya siap menerima update produk modern.
Kepada para KUKM Kendari, Samuel minta agar mereka membuat produk unik yang menjadi ciri khas daerahnya. “Tujuannya agar produk dari Kendari berbeda dengan daerah lain,” terangnya.
Samuel menambahkan, pelaku usaha juga harus melakukan riset pasar sebelum membuat produknya. “Jadi mereka akan tahu apakah produk tersebut dibutuhkan atau tidak,” pungkasnya. [mas]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H