Lihat ke Halaman Asli

Mas Nawir

Wiraswasta/Penulis lepas

Situ Lengkong Panjalu, Wisata Religi Kabupaten Ciamis yang Penuh Mistis

Diperbarui: 14 Mei 2023   20:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rombongan ritual nyangku/dokpri

Bus besar yang kami tumpangi berjalan terseok di jalur sempit. Panjang berliku naik turun perbukitan,  hingga penumpang di dalamnya terguncang kekiri dan ke kanan.

Perjalanan dari kota Cirebon selama 4 jam lebih membawa kesan yang sangat melelahkan.  Kami sampai  di tujuan dengan kelelahan yang sudah mencapai puncak.  Sehingga sebgian besar para penumpang memilih untuk istirahat yang disediakan sebagai tempat menginap.  

Ya, hari itu kami serombongan warga Meteseh memang sedang mengadakan ziarah Walisongo,  dan setelah mampir di beberapa situs makam para wali di Tengah dan Cirebon,  kami meneruskan perjalanan ke Panjalu Ciamis.
Waktu sudah menunjukkan pukul 02.00 dinihari.  Saya tidak dapat memicingkan mata sedikitpun. Wilayah Ciamis waktu itu memang sedang banyak turun hujan.  Sehingga hawa dingin menusuk tulang. Apalagi saya hanya memakai sarung dan celana kolor.  Saya abai diingatkan orang rumah untuk bawa jaket dan celana panjang. Akhirnya malam itu saya lalui dengan mengobrol dengan awak bus dan peserta lain yang sama-sama tak bisa tidur.

Ngobrol tengah malam/dokpri

Beberapa menit sebelum subuh,  kepala rombongan dengan suara sedikit keras membangunkan para peserta.  Mereka bergegas bangun,  mandi, wudlu dan berjejer membuat shaf sholat subuh.  

Dekat loket masuk/dokpri

Selepas subuh sebelum sarapan,  kami digiring menuju dermaga pinggir danau.  Hari masih gelap,  tapi suasana sudah sangat ramai.  Kendaraan roda empat,  bus besar kecil,  kendaraan roda dua banyak terparkir di sisi kiri dan kanan jalan.

Naik perahu menuju lokasi ziarah/dokpri

Di sebuah musholla banyak berkumpul anak-anak muda.  Mereka ada dalam kelompok-kelompok kecil dengan jumlah 5-7 orang.  Dilihat dari bahasa yang saya paham mereka datang dari berbagai kota di Indonesia. Ada dari Lampung,  Bengkulu,  Yogya,  Probolinggo Cirebon,  dan entah darimana lagi saya tak  sempat bertanya,  
"Saat saya bertanya mengapa jauh-jauh datang kemari?"

" Mau ikut Nyangku" nah loh makin bungung saya.  Maklum saya beru pertama kali datang ke Panjalu dan dengar istilah nyangku malah dari orang luar Panjalu.  

Akhirnya saya tahu bahwa Nyangku adalah prosesi penyucian pusaka yang  dibawa dari bumi alit menuju ke makam yaang ada di tengah-tengah Situ Lengkong sebagai  penghormatan kepada Sang Hyng Borosngora dan Pangeran Hariang Kantjana (wikipedia) 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline