Lihat ke Halaman Asli

Mas Nawir

Wiraswasta/Penulis lepas

Tradisi Mbesan Pengantin Pria Diantar Warga Sekampung

Diperbarui: 13 Mei 2023   16:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pembawa gotongan/ dokpri

Saya tinggal di Kota Semarang bagian selatan. Tepatnya di wilayah kelurahan Meteseh.  Di kampung ini banyak tradisi jawa yang masih dipertahankan hingga kini.  Salah satunya adalah tradisi Mbesan.  Yaitu mengantar mempelai laki-laki ke rumah mempelai wanita.

Dan..  Inilah ulasannya untuk anda.

Beberapa waktu yang lalu saya berkesempatan mengikuti sebuah acara pernikahan di kampung kami.  
Seseorang yang dikenal sebagai pengusaha dan tokoh masyarakat setempat menghelat acara pernikahan untuk putra laki-lakinya.
Persiapan sudah dilakukan beberapa sebelumnya. Dan hari itu adalah puncaknya.  

Sejak malam saudara-saudara dari berbagai kampung bahkan dari luar kota sudah mulai berdatangan.  Mereka membawa berbagai jenis keperluan untuk untuk acara keesokan harinya. Bahkan ada sebuah mobil yang sudah dihias sedemikian rupa untuk membawa oleh-oleh bagi keluarga pengantin perempuan.

Berbagai jenis makanan buatan sudah tertata rapi di dalam nampan dan ditutup plastik berenda cantik.  Ada jenang,  jadah, lapis,  lemper,  wajik,  klepon,  nagasari,  roti bolu,  roti kering,  berbagai macam buah-buahan,  minuman segar,  dan tak ketinggalan seperangkat alat sholat dan mahar berupa uang dan emas.  Ditata sangat rapi dan sudah siap diangkut pada keesokan harinya

Di dapur, celoteh para ibu yang memasak terdengar seru. Suaranya membahana sampai ke ruang depan,  karena maklum pengusaha dan saudaranya banyak,  jadi para ibu seperti mendapat  wadah untuk reunian.  

Di ruang tamu,  para sesepuh bermusyawarah untuk konsep acara besok.  Sementara yang muda-muda berada di beranda rumah,  ngopi,  menikmati camilan,  dan menata keperluan untuk acara gotongan.

Sebelum lanjut,  gotongan istilah untuk membawa barang bawaan dari pengantin pria.  Ini bisa berupa puluhan biji kelapa tua dalam satu pikulan.  Dan satu pikulan berisi berbagai alat keperluan rumah tangga. Seperti piring,  gelas,  sendok garpu,  panci dandang,  kompor gas,  sotil,  serok, sapu,  kemoceng,  radio,  tv,  rak piring,  dan sebagainya.

Pagi hari, sekitar pukul 6.00 para pengantar sudah mulai berdatangan dari berbagai pelosok kampung.  Sebelum acara dimulai semua yang hadir disediakan sarapan seadanya,  ada soto dan nasi rames.  

Lalu orang-orang bersiap dengan tugas masing-masing.  Ibu-ibu membawa nampan berisi makanan dan berbagai barang yang ringan.  Sementara barang-barang  yang berat diangkut menggunakan mobil hias yang sudah dipersiapkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline