Lihat ke Halaman Asli

Mas Nawir

Wiraswasta/Penulis lepas

Lambaian Curug Lawe,Wisata Tengah Hutan Perawan yang Makin Gemulai

Diperbarui: 7 September 2020   17:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di depan Curug lawe

Gunung Ungaran menyimpan berjuta pesona keindahan yang tak begitu nampak dari luar.
Wisata  alam dengan keindahan yang sangat memikat, menarik hati para wisatawan baik lokal maupun mancanegara.

Selain curug Semirang, ada lagi Curug Lawe yang ada di wilayah Kalisidi Ungaran Barat.
Dinamakan Curug Lawe karena lambaian air yang jatuh dari ketinggian ratusan meter dan berbentuk seperti untaian benang putih.

Menurut informasi seorang penduduk lokal, Curug Lawe berasal dari 25 sumber aliran air di atasnya yang menyatu dalam kesatuan air terjun sehingga dipakai istilah Lawe dari kata selawe yang artinya 25 dalam bahasa Jawa.

Pagi itu, puluhan mobil nampak terparkir diantara pohon cengkih zanzibar. Kendaraan roda dua juga banyak yang terparkir di berbagai tempat  di sepanjang jalan. Beberapa orang berseragam kaos, nampak mengatur kendaraan yang terparkir.

 Warung-warung penduduk lokal juga banyak berdiri di sepanjang pinggir jalan utama yang miring. Warung-warung ini menyediakan berbagai makanan kecil dan aneka minuman bagi para pengunjung dengan harga yang relatif terjangkau.

Setelah dicek suhu dan diberikan saran untuk  memarkirkan kendaraan,  maka akan terlihat sebuah gapura kecil dengan tulisan CLBK, saya baru tahu maksudnya setelah bertanya pada seorang penjaga. Ternyata tulisan itu adalah singkatan dari Curug Lawe Benowo Kalisidi. Bukan Cinta lama Bersemi Kembali ..wkwkwk

Dinamai CLBK karena jalur ini memang pintu masuk ke kedua Curug. Curug Lawe dan Curug Benowo.

Gerbang masuk Curug lawe

Setelah memasuki gapura maka pengunjung akan mulai menikmati perjalanan yang lumayan seru dan cukup melelahkan. Sebenarnya jarak Curug Lawe dari tempat parkir tak terlalu jauh, tapi setiap orang akan merasakan jarak yang ditempuh sangat jauh karena mungkin belum hapal. Sehingga perjalanan dirasakan terasa lebih panjang.

Diawali dengan puluhan anak tangga yang menurun dengan kemiringan 180 derajat dan berakhir pada sebuah jalur pinggir saluran yang airnya sangat bening. Konon saluran air ini adalah hulu dari Kali Garang  yang melintas di kota Semarang dan berakhir di laut Utara.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline