Sejak lahir manusia sudah sangat akrab dengan bebauan. Sehingga seorang bayi bisa mendeteksi orang-orang terdekatnya selain dengan pola suara juga dengan bau badan.
Sehingga seorang ibu yang bau se-apek apapun tetap dirindukan oleh sang bayi. Keringat yang menetes pada ibu dan menempel pada baju yang dipakainya semakin menambah kemesraan bayi dan ibu.
Pada tahap berikutnya kebiasaan menikmati aroma bebauan ini meningkat menjadi kegemaran dan hobi yang dipertahankan hingga dewasa. Keharuman buah, bunga, dan makanan kesukaan menjadi pedoman bagi orang dewasa dalan memilih aneka keperluan hidup.
Sehingga para produsen menciptakan berbagai produk yang merujuk pada keharuman berbagai buah dan bunga.
Wewamgian mangga , stroberi, dan jeruk adalah yang lazim digunakan. Sehingga banyak obat untuk anak-anak yang beraroma buah.
Saat dewasa orang-orang tetap menyukai berbagai aroma keharuman. Sehingga hampir semua keperluan rumah tangga mengandung keharuman berbagai bunga dan buah. Lihat saja sabun mandi, sabun cuci piring, pengharum ruangan, sabun cuci, , sampai cairan pengusir nyamuk semua mengandung aroma buah dan bunga.
Bahkan beberapa pengharum ruangan mengunakan rempah-rempah sebagai aroma terapi.
Manusia mengeluarkan keringat yang mengandung bakteri. Sehingga keringat menempel pada baju akan menjadi aroma yang tidak sedap, membuat tidak nyaman orang-orang yang berada di dekatnya.
Akan tetapi keberadaan keringat yang ada pada diri manusia yang menjadi sumber bau badan, memberikan inspirasi pembuatan berbagai produk yang tetap kekal dan dibutuhkan sepanjang masa.
Apalagi kalau bukan deodorant yang sukses menjadi idola masyarakat berbagai tingkatan untuk mengusir bau badan.