Lihat ke Halaman Asli

Mas Nawir

Wiraswasta/Penulis lepas

Kompasiana (Memang) Bukan Tempat untuk Mencari Penghasilan

Diperbarui: 30 Mei 2020   10:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Pixabay

Terus terang, saya masuk Kompasiana memang tergiur dengan apa yang dipamerkan seorang teman di WA Grup.

Ia menawari saya untuk bergabung sebagai Kompasianer dan mengirimkan tangkapan layar pendapatannya selama bergabung di Kompasiana.

Nilai reward yang ia terima yang terendah 350.000 dan yang tertinggi 7.000.000, saya berfikir realistis. Blog pribadi dan YouTube yang saya kelola waktu itu pendapatannya perbulan belum mencapai ambang batas pembayaran. Jadi saya belum menerima sepeserpun dari adsense semenjak konten pribadi saya lolos monetisasi.

"Pendapatan 50 ribu saja dibayarkan", ujar teman saya memberi semangat. Mengingat adsense tak bisa cair bila pendapatan belum sampai minimal $100 atau setara dengan uang rupiah 1.300.000.

Saat itu kondisi ekonomi saya memang bisa bilang mangklik-mangklik alias berjalan di tempat. Alias tidak bisa memberikan hasil yang memadai. Sehingga masuk menjadi Kompasianer seperti menemukan sebuah oase akan kegelisahan dan menemukan harapan untuk mendapatlan kesegaran baru.

Dan saya mulai menulis di akhir tahun 2019, yang saya rasakan adalah cukup berat bersaing dengan ratusan ribu Kompasianer dari seluruh penjuru dunia, dengan kualitas konten yang maha dahsyat.

Saya terus menulis tanpa melihat hasil. Karena melihat kawan-kawan Kompasianer yang terus menulis juga tidak memperhatikan hasil. Idealisme untuk saling berbagi dan semangat literasi yang menggebu membuat saya terus menulis dan menulis hingga saat ini coretan dari sentuhan android berupa baris kalimat ini secara kuantitas sudah mencapai 500 artikel lebih sampai hari ini.

Hasil yang didapatkan?

Saya kira wajar bila seseorang bertanya bagaimana hasil menulis di Kompasiana secara materi. Kalau saya berpendapat ya "nothing", bila dibandingkan dengan usaha yang saya tekuni selama ini.

Yang jelas kita butuh waktu khusus untuk mencurahkan segala ide dalam bentuk artikel. Biaya data untuk bisa mengakses internet juga tidak sedikit. Dan hasilnya memang tidak cukup walaupun hanya sekedar untuk biaya operasional membeli paket data.

Sebab paling tidak saya membeli paket 75.000 perminggu dan sebulan 300.000 harus selalu tersedia untuk membeli paket data.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline