Lihat ke Halaman Asli

Mas Nawir

Wiraswasta/Penulis lepas

Puisi | Kini Ada Jalan Kembali

Diperbarui: 21 Mei 2020   20:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Pixabay

Bukit gundul itu menjadi saksi
Dengus kematian menanti
Lorong perih.. nyeri..
diantara cambuk yang  menyakiti
"Salibkan Dia!  Salibkan Dia!"

Perjalanan panjang
Ciuman manis di taman
Kebersamaan di meja makan
Lambaian Palma di gerbang Yerusalem
Subuh yang penuh penyangkalan..

Tak ada pilihan lain
Apalagi jalan kembali
Salib   menekan berat
Sesah hujat merobek hati..
Saibkan Dia..!Salibkan Dia ..!

Tertatih dalam perih
Diantara tegar kuat
Kaki-kaki penguasa
Menggoreskan luka semakin dalam

Luka itu semakin dalam
Lebih pahit dari anggur dan empedu yang dituang
Menyayat sebongkah cinta di hati

Tak ada jalan kembali
Tetes darah, keringat , air mata tak terbendung ..

Debu menguar, kaki lunglai terjungkal
"Salibkan dia..!  Salibkan dia..!"

Resah yang nyata..
Tak sisakan jeda  tuk sekedar mendesah
Sementara Kalvari kian nampak
Aroma Kematian menyeruak tajam
Golgota bukit Tengkorak

Tawa seringai..
Saib sudah sudah direbahkan
"Inilah Raja Orang Yahudi"
"Salibkan Dia ..Salibkan Dia"

Palu Godam menghantam paku..
Tok..tok..tok..!
Dengarlah
Paku menancap menembus kedua tangan-Nya
Darah segar mengucur di sana

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline