Lihat ke Halaman Asli

Mas Nawir

Wiraswasta/Penulis lepas

Berdamai dengan Virus Corona

Diperbarui: 18 Mei 2020   21:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pembatasan Sosial untuk Siapa?

Tahun 2020 ini sepertinya adalah tahun yang paling memprihatinkan bagi semua pelaku ekonomi. Baik perdagangan, transportasi maupun pariwisata.

Roda perekonomian seakan terhenti, dan meninggalkan perih yang tak mudah diobati. Pembatasan Masyarakat Berskala Besar yang diterapkan di berbagai daerah, memaksa siapapun untuk berhenti bergerak.
Di rumah saja, dan menerima nasib melakukan kegiatan hanya di rumah.

Suplay bantuan pemerintah tak menyentuh semua warga yang terdampak. Hanya orang yang dikategorikan miskin serta memiliki tanda pengenal di wilayah yang bersangkutan, sementara para pendatang hanya bisa menonton karena tak ada dalam daftar penerima bantuan.

Orang yang benar-benar miskin mungkin malah lebih beruntung karena mereka sudah terbiasa hidup berkesusahan, dan saat ini bisa menikmati bantuan. Selain sembako, juga yang saku sebesar Rp.600.000 tiap bulan.

Sementara mereka yang sedang bergerak menjadi orang kaya, tapi masih memiliki beban tanggungan menjadi kalang kabut. Usaha mereka berhenti, stok biaya habis, sementara mereka tak mungkin mendapatkan bantuan karena memiliki mobil dan rumah yang bagus.

Saat ini semua orang mengeluhkan keadaannya. Orang-orang dengan status sosial menengah harus makin menunduk, mengencangkan ikat pinggang dan berusaha bertahan dengan segala situasi. 

Tetangga saya yang bekerja di pegadaian baru saja memberikan informasi, bahwa kantor tempat ia bekerja menerima banyak barang gadaian di masa pandemi ini. 

Barang-barang yang digadaikan adalah berbagqi barang elektronik yang yang kondisinya masih bagus, kendaraan, smartphone, bahkan peralatan dapur yang harganya jutaan. 

Pegadaian dipilih karena lebih fleksibel, selama 4 bulan menggadaikan bisa diambil dengan bunga 14% dari total pinjaman dengan tambahan sedikit biaya admnistrasi. Warga bisa tenang selama 4 bulan tanpa harus memikirkan uang angsuran, dan bila sampai masanya belum bisa membayar bisa memperbaharui lagi akad gadainya.

Saudara saya yang tinggal di Magelang bahkan menawarkan alat musiknya di internet agar ada orang yang mau membeli. Sebagai pemusik saat ini ia tak ada order. Padahal kehidupannya ditopang dengan pekerjaannya sebagai pemain musik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline