Bulan ramadan di tengah pandemi tahun ini, benar-benar membuat dada semakin sesak. Disamping berkubang dengan berbagai masalah sendiri yang nyaris tak pernah habis, kita semua juga disuguhi berbagai kabar dari peristiwa di sekitar yang mengundang iba, dan membuat kita tak bisa berbuat apa-apa.
Orang-orang mulai terdesak dengan berbagai kebijakan pemerintah yang secara nyata memang memaksa kita semua untuk patuh dengan maksud agar pandemi segera berlalu dan tak ada lagi jatuh korban.
Di beberapa daerah memang sudah menerapkan PSBB, Jakarta, Bogor, Depok,, Bandung, Surabaya, dan beberapa wilayah Indonesia.
Kota Semarang, daerah tempat tinggal kami tidak menerapkan PSBB, akan tetapi Walikota Semarang menjalankan PKM ( Pembatasan Kegiatan Masyarakat Yang mulai berlaku hari ini senin 27 April 2020. Kegiatan masyarakat akan dibatasi waktunya agar lebih pendek.
Dengan maksud agar setelah kegiatan selesai mereka bisa segera kembali kumpul bersama keluarga.
Sebagaimana disampaikan oleh Walikota Hendrar Prihadi, melalui akun Instagram pribadinya bahwa warga terdampak PKM akan mendatkan bantuan dari pemerintah kota. walikota Semarang menyampajkan bahwa hampir setengah jumlah populasi yang berada di kota Semarang akan mendapatkan bantuan berupa sembako maupun bantuan PKH.
Gerakan untuk memutus mata rantai persebaran virus corona terus digalakkan oleh berbagai instansi di kota Semarang.
Camat, lurah, gugus tugas percepatan penannggulangan covid-19, anggota TNI-Polri, juga para relawan terus bergerak mengedukasi masyarakat agar tetap di rumah, menjaga kebersihan dan kesehatan, serta mematuhi anjuran pemerintah untuk melakukan social distancing dan pishical distancing.
Selain itu para anggota TNI-Polri juga terus mengupayakan bantuan kepada msyarakat yang terdamoak dengan memberikan bantuan sembako untuk menjaga ketahanan pangan. Disamping juga melakukan sosialisasi dengan berbagai cara agar masyarakat patuh terhadap anjuran pemerintah
.