Pagi ini saya seperti biasanya belanja ke pasar Meteseh. Pasar yang terdekat dengan tempat tinggal kami. Apalagi saat ini pasar meteseh sudah menyediakan berbagai keperluan lebih lengkap. Dari bahan dagangan sampai gilingan daging.
Biasanya di pasar meteseh ada beberapa titik penjualan yang saya hampiri. Penjual daging ayam, pedagang tahu, pedagang sembako, dan penggilingan daging
Biasanya saat ke pasar Meteseh, saya memakai alat perlindungan diri secara lengkap. Baju lengan panjang, topi, kacamata, masker, dan tak lupa membawa hand sanitizer sebagai antisipasi bila terjadi sentuhan tak dinginkan oleh orang asing yang tak dikenal.
Imbauan untuk memakai masker sebagai alat pelindung diri sudah disosialisasikan oleh berbagai pihak dan telah tayang di televisi, radio bahkan tersebar di media sosial.
Tapi kenyataannya hal ini masih kurang efektif dengan melihat para pengunjung pasar dan pedagang yang ogah mengenakan.
Padahal mereka adalah orang-orang yang rentan tertular, atau menulari.
Mengingat saat ini para penderita positif covid-19 posisinya sudah mulai merangsek ke arah meteseh. Sendangmulyo, Pucang Gading, Ngesrep, Tandang, adalah wilayah terdapat pasien positif covid-19, dan lokasinya dekat dengan Meteseh.
Saya hanya berfikir apakah kesadaran memakai masker harus menunggu sampai ada warga Meteseh yang menjadi korban?
Sebab di pasar, kita tidak bisa mengelak bersentuhan dengan siapapun, dan terinveksi virus dari dorplet dari orang-orang asing merupakan risiko terburuk
Andai saja ada pihak yang tergugah melihat kondisi di pasar meteseh saat ini untuk memberikan imbauan secara langsung kepada orang-orang yang berada di pasar, pasti akan membuat orang yang sudah memiliki kesadaran memakai masker bisa lebih nyaman melakukan aktifitas jual beli di pasar Meteseh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H