Setiap orang tua yang memiliki bayi pasti pernah mengalami anaknya tiba-tiba rewel tanpa sebab, sehingga bikin gempar seisi rumah.
Ada kepercayaan orang jawa bahwa anak-anak bisa merasakan tapi terhalang untuk menyampaikan karena belum bisa berbicara.
Konon seorang bayi bisa rewel karena diganggu makhluk halus yang dilihatnya. Ia bisa merasakan gangguan tapi tak kuasa untuk menyampaikan dan hanya bisa menangis.
Orang tua jaman dahulu menggunakan ilmu titen untuk menyelesaikan berbagai masalah kehidupan. Ilmu titen adalah cara menandai sebuah peristiwa dengan melihat secara keseluruhan mulai ujung sampai pangkal masalah . Lalu dicari sumber masalahnya penyebabnya, dan cara menanggulanginya.
Ilmu titen ini merasuk ke dalam kebiasaan generasi berikutnya, dan menjadi sebuah tradisi Yang berurat akar dalam masyarakat.
Dari masalah kesehatan, sosial, ekonomi, pertanian, perdagangan, perjodohan dan sebagainya.
Kembali kepada masalah bayi rewel karena melihat makhluk halus. Percaya atau tidak, sedulur papat, lima pancer yang keluar bersama seorang bayi, konon menjelma menjadi makhluk lain yang tak kasat mata.
Ia akan menjaga si bayi dengan segenap kemampuan sampai bayi benar-benar mampu menyelesaian masalahnya di tahap awal. Kata orang tua sebelum anak berusia 4 tahun akan mengalami pasang surut kesehatan.
Saat anak-anak mulai memiliki tambahan kemampuan maka secara motorik anggota tubuhnya akan bereaksi mengikuti perkembangan pisiknya. Sehingga tak heran kalau seorang bayi sudah di tahapan ini orang tuanya sering mengeluhkan sakit.
Mau bisa tengkurap, mau tumbuh gigi, mau bisa berjalan, selalu diawali dengan meriang. Sehingga seringkali membuat orang tua kebingungan. Padahal itu hanya bagian dari proses kemandirian seorang bayi.