Saya tergelitik membaca artikel Sang Maestro Kompasianer dari kota dingin Salatiga Susy Haryawan Gadis NF dan Bupati Luwu Utara di Antara Tabiat Gumunan Yang memberi kesimpulan bahwa reaksi dari netizen terhadap sebuah fenomena kejadian di suatu daerah disimpulkan dengan gumunan.
Gumunan itu dari kata gumun, dalam bahasa jawa memberikan makna heran, takjub, tidak percaya, karena melihat sesuatu yang baru dan luar biasa. Seperti saat melihat barang baru yang belum pernah dilihat.
Seperti orang udik yang baru pertama kali melihat helikopter mendarat, maka ia akan merasa gumun. Dan akan mencoba melihat dari dekat seperti apa sebenarnya helikopter yang biasanya terlihat di atas awan itu.
Anak kecil dipenuhi rasa penasaran saat melihat barang. Tapi anak kecil tidak merasa heran karena reaksi yang ia tampakkan hanyalah sebuah learning process yang muncul secara alami.
Sedangkan rasa gumun yang datang dari orang yang sudah dewasa berasal dari kurangnya pengalaman akan arus informasi sehingga ia tertinggal dari bagian-bagian berita yang seharusnya bisa diikuti.
Artikel dengan tema gumunan yang ditulis K-Ners Susy Haryawan memang seperti menyeret kita pada sebuah paradigma pendekatan subjektif dengan hanya mengambil sebuah perilaku dari reaksi netizen secara umum.
Sedangkan sample yang tulis adalah beberapa peristiwa yang sedang viral di dunia maya. Seperti aksi Bupati Luwu Utara dan peristiwa pembunuhan oleh seorang gadis kecil di Jakarta.
Bahkan saya merasa bahwa dua peristiwa ini belum bisa dijadikan sebagai sample Yang mewakili. Sebab variable dari sample tidak mengarah kepada kata gumunan yang dikehendaki.
Berita viral yang ada di internet sesungguhnya hanyalah sebuah produk tayangan yang kebetulan laku di pasaran maya. Bukan karena kualitas berita, tapi karena memang beritanya yang mendapat perhatian kemudian muncul dalam berbagai web eksternal dan semakin menarik untuk diikuti.
Penasaran juga bukan bersumber dari rasa gumunan seperti yang dilukiskan oleh saudara Susy, sebab setiap netizen punya hak secara penuh untuk mengelola informasi.