Lihat ke Halaman Asli

Mas Nawir

Wiraswasta/Penulis lepas

Gadis Sekecil Itu dari Mana Mendapat Keberanian untuk Membunuh?

Diperbarui: 10 Maret 2020   12:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi pixabay

Dulu di YouTube marak video-video kekerasan oleh anak-anak kecil. Bahkan memotong leher  orang dewasa yang katanya musuh dilakukan oleh anak di bawah umur. Saya merasa sangat miris.  Yang ternyata itu adalah sebuah propaganda ISIS yang  kini telah dihapus oleh YouTube. Tapi sebuah media menulisnya secara rinci di sini

Dengan pelatihan dan doktrin secara terus menerus,  anak-anak dididik semenjak kecil sehingga menjadi mesin pembunuh yang  siap menghancurkan musuh.

Kasus seorang gadis yang melakukan pembunuhan secara keji pada seorang anak berusia 5 tahun terus bergulir.  Efek  yang  ia tonton di YouTube seakan menjadi pemicu terjadinya pembunuhan.  

Faktor berketerusan dalam dua masalah ini bisa ditarik benang merah.  Anak-anak yang ada di kamp penampungan ISIS dilatih sedemikian rupa dan terus-menerus agar tega membunuh,  sementara FA membunuh karena terus menerus menonton film horor pembunuhan yang membuat imajinasinya meninggi sehingga tega membunuh anak tetangganya.

Satu persatu rahasia mulai terungkap, bahwa selain pintar, pendiam,  bisa melukis dengan bagus,  kurang pergaulan,  juga ada satu fakta lagi,bahwa FA (15), berada dalam pengasuhan ibu tiri.

Soal ibu tiri ini barangkali perlu digaris digaris bawahi.  Sebab dalam pengasuhan ibu yang  bukan kandung,  kadangkala menimbulkan masalah tersendiri  bagi anak.

Saya memiliki seorang sahabat muda,  sampai sekarang ia belum pernah sekalipun memanggil ibu tirinya dengan  kata "ibu".
Ia hanya menyebut dengan "istri ayahku"

"Ia kan memang istri ayahku,  bukan ibuku", jawabnya enteng,  saat seseorang bertanya mengapa ia tak pernah  sekalipun menyebut nama ibu untuk ibu tirinya.

Bisa jadi  ada miskomunikasi,  dan ada jaringan hubungan yang tak tersambung antara ia dan ibu tirinya.  Atau ada masalah lain yang  menjadi ganjalan serta tidak bisa terselesaikan. Sehingga menciptakan hubungan tidak harmonis antara anak tiri dan ibu tiri.

Kita hanya bisa meraba dan menduga,  hubungan FA dengan ibu tirinya kurang  harmonis. Dalam keluarga kecilnya ia kurang mendapatkan kasih sayang  dan perhatian,  sehingga memicunya  untuk mencari perhatian lain dengan menonton YouTube dengan tema kekerasan sebagai pelarian.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline