Hari ini 8 Maret diperingati warga seluruh dunia sebagai hari perempuan sedunia.
International Women's Day pertama kali diselenggarakan oleh Partai Sosialis Amerika serikat pada 8 Maret 1909. Dan pada Maret 1917 terjadi demonstrasi di Petograd yang kemudian memicu terjadinya Revolusi Rusia Lihat di sini.
Indonesia mengambil tema "EachforEqual", sebagai sebuah semangat akan kerisauan tindakan bias gender dari gagasan "individualisme kolektif", yang terus dilakukan oleh pihak yang berlawanan dengan pemikiran tentang kesetaraan perempuan. di sini
Selain Undang-undang omnibus law yang dituding tak berpihak pada perempuan, keresahan akan peran serta masyarakat dalam mewujudkan cita-cita para perempuan juga menjadi agenda penting.
Berbicara mengenai perempuan akan merujuk pada orang-orang yang hidup di sekitar kita. Ibu, anak, nenek, saudara perempuan, bibi, budhe, dan ibu mertua.
Masing-masing perempuan memiliki tolok ukur sendiri dalam menilai peran serta mereka dalam denyut nadi pembangunan.
Banyak hak yang harus kita tunaikan dalam mengemban keseteraan gender untuk memperlakukan para perempuan sesuai dengan kodrat dan ketentuan. Agar tidak timbul masalah dan menimbulkan polemik yang berkepanjangan.
Amanah terbesar dalam keluarga adalah mengasuh anak perempuan. Sebab perlakuan terhadap anak perempuan tak
bisa disamakan dengan anak laki-laki.
Anak perempuan cenderung lebih ribet dalam berbagai hal. Karena membutuhkan ornamen sebagai pelengkap kehidupan.
Peralatan yang dibutuhkan oleh anak perempuan juga cenderung lebih banyak daripada laki-laki, sehingga orang tua harus mengeluarkan biaya ekstra untuk pengasuhan anak perempuan.
Menjaga anak perempuan agar terhindar dari pelecehan, mendidik mereka agar mampu menjaga diri untuk tidak terpengaruh oleh hal yang negatif dan membahayakan, adalah tugas utama orang tua.