Bagi saya pribadi, ini merupakan situasi yang lumayan sulit. Ditengah kondisi Indonesia yang sedang giat mengembangkan sektor wisata harus terpuruk begitu saja akibat virus corona.
Reschedule perjalanan wisata ke Indonesia dari wilayah-wilayah dunia, menjadi pukulan telak dan mematikan bagi sektor wisata.
Kita juga membayangkan kerugian yang ditangung agen perjalanan wisata, dan wisatawan yang terkatung-katung nasibnya karena gagal berangkat atau tertahan di suatu wilayah menunggu penjemputan.
Kita juga butuh untuk berlibur dan wisata. Akan tetapi tetap berpikir dua kali untuk melakukannya mengingat kondisi darurat corona yang melanda hampir seluruh negara tujuan wisata.
Lalu apakah langkah kita akan terhenti begitu saja hingga roda perekonomian mati tanpa bisa bisa berbuat apa-apa?
Salah satu yang bisa kita harapkan adalah sikap dan tindakan pemerintah dalam menghadapi situasi yang sulit ini. Berupaya mencari jalan terbaik secara nyata dan tanpa berbelit-belit, sehingga ditemukan solusi penanganannya.
Kita tidak mungkin melakukan perjalanan wisata di tengah ancaman wabah. Apalagi saat berwisata kita mencari hiburan dan kesenangan dalam rangka jalan pintas pencapaian relaksasi diri setelah sibuk dengan berbagai kegiatan yang memusingkan.
Kita juga tak bisa melakukan sebuah tindakan tanpa perlindungan kesehatan dan jaminan keamanan diri dari serangan penyakit yang tiba-tiba.
Jadi di tengah maraknya penyebaran virus corona tidak mungkin kita melakukan perjalanan wisata. Kecuali memang ada jaminan bahwa kita akan baik-baik saja.
Harapan kita, kondisi ini akan segera berakhir sehingga kembali membangkitkan ekonomi dunia. Yang dampaknya juga akan ada pada Indonesia. Turis-turis asing akan kembali menginap di hotel-hotel Indonesia, mengunjungi destinasi wisata, dan membelanjakan uang mereka di Indonesia.
Bahkan saat pulang ke negaranya masing-masing akan bercerita kepada kerabat dan tetangga untuk datang ke Indonesia.