Lihat ke Halaman Asli

Mas Nawir

Wiraswasta/Penulis lepas

Mengingat Kebaikan

Diperbarui: 11 Februari 2020   22:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi pixabay

Pagi ini gubuk kami kedatangan tamu istimewa. Mengendarai mobil putih tinggi besar entah apa merknya.

Lalu seorang perempuan sepuh turun, dituntun gadis muda berjas putih.

Sambil terus mengamati ia bertanya, "Niki ndak Pak Nawir?" (Apakah ini pak Nawir?) 

Setelah saya mengangguk perempuan sepuh ini berucap, "Alhamdulillah....,"

Lalu beliau menjabat tangan saya dengan erat dan bertanya, "Tasih kelingan niki mboten? " (masih ingat ini tidak?)

Sambil kepalanya menoleh pada gadis yang menuntunnya.  Sontak gadis ini menyalami dan mencium tangan saya.

Bau harum parfum sangat enak menyentuh hidung saya.

"Saya Riani pak", katanya sambil sambil tersenyum

Kedua tamu ini saya persilahkan duduk di kursi. Dan saya masih bingung siapa mereka dan ada apa datang ke gubuk kami.

Setelah mengobrol menanyakan kabar masing-masing, ibu yang saya kenal dengan Nama Bu Arif ini bercerita, bahwa beliau sekeluarga sekarang sudah pindah ke Jakarta.  

Beliau mengingat saya karena hari ini baru saja nyekar ke makam ayahnya di Banyumanik.  Beliau mengingatkan bahwa saya yang merawat ayahnya saat sakit sampai  meninggal bahkan menuntun almarhum mengucapkan kalimat thoyibah saat naza'.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline