Entah kenapa akhir-akhir ini kelelawar (kampret) banyak disebut-sebut. Namanya bersanding mesra dengan virus yang paling mematikan abad ini, yaitu virus Corona.
Kampret memang binatang unik. Matanya kecil dan cenderung buta, tapi penciumannya bisa mengindera buah-buahan yang masak dari jarak ribuan meter. Bahkan buah apapun yang sudah diperawani si kampret rasanya pasti manis. Entah pepaya, pisang, jambu, mangga atau kelengkeng.
Sepertinya si kampret juga tahu diri. Ia tak menghabiskan seluruh makanan yang diincarnya, melainkan disisakan sedikit buat manusia. Mungkin dalam hati kampret membatin, begini nih cara memilih buah yang manis.. hahaha
Dan saya yakin diantara para pembaca Budiman, ada yang suka memakan buah sisa si kampret.
Binatang pemakan buah bergigi kecil-kecil dan sangat runcing ini di beberapa daerah memang jadi barang buruan untuk dijadikan santapan. Di Wuhan tempat merebaknya virus Corona, dan di Indonesia ada di pasar Tomohon Sulawesi Utara.
Gambar-gambar kampret besar muncul di banyak artikel dan video, bahkan mulutnya menganga dalam kondisi sudah habis bulunya karena dibersihkan menggunakan bara.
Meskipun kampret memiliki sayap, ternyata ia bukan sejenis unggas. Melainkan varian dari binatang mamalia yang bisa terbang.
Ia berkembang biak dengan melahirkan. Tapi apakah anda pernah melihat ada sarang kelelawar?
Menurut cerita, kampret hanya melahirkan anak satu atau dua saja. Begitu lahir si orok kampret langsung bisa terbang dan bergabung bersama koloni di goa-goa yang gelap. Keren kan?
Kampret memang makhluk terkenal. Sebagai binatang malam dan mampu mengendus buah matang, sosok makhluk yang sebenarnya berwarna coklat ini dijadikan symbol kepahlawanan oleh Bintang ciptaan Marvel studios bernama Batman.
Tapi yang heran mengapa Batman berwarna hitam? Tak seperti kampret yang berbulu cokelat?
Atau mungkin jenisnya memang ada yang berwarna hitam ya? Meskipun yang yang berwarna hitam itu adalah kelelawar panggang .. hahaha.