Seorang penjaga karcis mencegat pengendara di pintu masuk pasar. Lalu sebuah karcis dengan stempel harga 2000 disobek dan diserahkan ke pengendara motor sebagai tanda parkir.
Lokasi parkir yang sepi/dokpri
"Sepi pak", kata Bu Sofiatun seorang pedagang sembako langganan saya. Ia berjualan sejak pasar ini mulai dibuka beberapa tahun yang lalu sampai sekarang. Adik perempuan dan suaminya yang membantu melayani pembeli.
Beruntung Sofiatun pedagang grosir yang lumayan besar, jadi ia punya banyak pelanggan.
Dua los ia beli di pasar ini yang berfungsi sebagai gudang sekaligus tempat ia berjualan .
Sopiatun bersama suaminya/dokpri
"Sehari bisa menjual 10 ekor sudah bagus pak", katanya seperti mengeluhkan pendapatannya yang minim di pasar ini.
Di pasar Meteseh ada ratusan pedagang yang kira-kira memiliki keluhan yang sama. Sepi pembeli.
Pasar Meteseh dibagi menjadi dua bagian.
Sebelah Utara untuk sembako dan sebelah selatan untuk pakaian dan peralatan dapur.
Kondisinya nyaris sama, pembeli datang dari jam 6 pagi sampai maksimal jam 11 siang. Setelah itu pasar terlihat sepi. Los pedagang yang sepi/dokpri
Tapi karena berdirinya relatif terlambat, maka konsentrasi warga untuk berbelanja tidak bisa fokus ke pasar meteseh.