Bu Menik keluar dari Alfamart dengan muka masam. Beberapa barang yang ia beli dari dari minimarket ini ia bopong seperti membopong bayi. Lima bungkus mie instan, kecap, sarden, ditambah beberapa sabun mandi dan pasta gigi.
Beberapa barang terjatuh, saya membantu memungutnya dan menyodorkan sebuah tas plastik kecil.
"Terima kasih pak", terucap dari mulut Bu Menik. Terlihat matanya sedikit berbinar mendapat uluran tangan.
"Kalau saya tahu sudah tidak menyediakan plastik untuk wadah belanjaan, saya tadi membawa tas yang biasa saya pakai berbelanja", kata Bu Menik sambil memnstater motor dan hilang di kegelapan malam.
Memang, sejak 1 Januari 2020 Alfamart sudah tidak menyediakan wadah belanja bagi para pelanggannya berupa tas plastik berdasarkan perwali no 27 tahun 2019 Tentang Pengendalian Penggunaan Plastik.
Kebijakan pemerintah kota Semarang ini disosialisasikan melalui plakat-plakat yang dipasang di pintu masuk seluruh Alfamart dan Indomaret yang tersebar di seluruh kota Semarang.
Tagar dengan kata Semarang Wegah Nyampah dengan huruf besar melengkapi himbauan ini. Seperti sebuah penekanan akan pentingnya mengurangi sampah plastik.
Sebagaimana berita yang dirilis Antaranews (2/1/20) kebijakan pengurangan plastik ini berlaku untuk toko modern, restoran dan hotel dengan subjek penekanan pada penggunaan sedotan, Styrofoam, dan tas plastik yang ditengarai tidak ramah lingkungan.
Kita memang terlalu akrab dengan plastik. Komposisi yang bisa beradaptasi dengan berbagai barang baik panas, dingin, atau keras, plastik banyak digunakan oleh semua bidang industri. (Satujam.com)
Lihat saja kendaraan yang kita pakai. Bahan plastik sudah tentu ada di dalamnya. Mulai dari bodi kendaraan sampai rangkaian mesin .
Jajanan yang kita beli, kemasan kosmetik, alat rumah tangga, mainan anak-anak, semua terdiri dari plastik yang tidak bisa membusuk.