Kios di pinggir jalan itu sangat ramai setiap hari. Jasa yang ditawarkan dari kios sederhana ini seperti melambaikan tangan pada setiap orang yang lewat dari jalur ini.
Di sini loh, kebutuhan anda akan kami layani, demikian kira-kira.
Tambal ban, isi angin, BBM eceran, sepeda bekas, ban baru, dan servis ringan kendaraan roda dua adalah produk yang ditawarkan kios ini.
Sejak 12 Tahun yang lalu Nur Hakim membuka usaha di tempat ini. Ditemani oleh istrinya seorang wanita warga setempat yang dinikahinya tahun 2008, yang kini telah memberinya 2 orang anak putera dan puteri.
Awalnya ia bekerja sebagai timer (pencatat angkot lewat) di seputaran pabrik Apparel Semarang. Penghasilannya tidak menentu, uang Rp. 500-1000 yang ia dapatkan dari para sopir yang menggunakan jasanya tak mencukupi untuk keperluan hidupnya.
Terlebih saat ini angkot seperti terpinggirkan, keberadaan BRT dan aplikasi angkutan online, membuat penghasilannya semakin menurun.
Sopir angkot banyak yang mengeluh, penumpang lebih memilih angkutan yang cepat dan murah tanpa ribet.
Kondisi keluarganya yang kian terpuruk membuatnya bertekad membangun sebuah usaha baru yang dirintisnya sendiri.
Berbekal kemampuan menambal ban yang diwariskan oleh kakek dan ayahnya yang juga seorang tukang tambal ban, Nur Hakim membuka usahanya. Kompresor, alat membakar tambalan, dan peralatan lain yang ia beli dari uang tabungannya ia persiapkan.
Diawali dengan selamatan seadanya dengan mengundang tetangga sekitar, ia mulai membuka bengkelnya.
Tak terasa 12 tahun sudah berlalu, kios yang kecil dan sederhana ini telah menghidupi keluarganya nyaris tanpa kendala. 15-30 pelanggan menghampirinya setiap hari dengan ongkos Rp.10.000/ban.